
2020 Peringkat Utang Indonesia Berpotensi Naik Jadi BBB+
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
14 February 2019 13:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Peringkat utang Indonesia diprediksi bisa naik menjadi BBB+ pada 2020 dari posisi saat ini BBB.
Head of Fixed Income Research PT Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mengatakan probabilitas kenaikan peringkat itu mencapai 63,6%.
"Kondisi makro ekonomi akan membaik tahun ini, tetapi perbaikan kondisi akan lebih baik lagi pada tahun depan terutama dari defisit neraca berjalan (current account deficit/CAD) menyempit menjadi 2,3% dari GDP," ujar dalam acara Mandiri Sekuritas Exclusive Chief Editors Dinner 2019 semalam (13/2/19).
Pada tahun 2019, peringkat utang Indonesia masih memiliki probabilitas kenaikan tetapi besarannya hanya 57,5%.
Dia mengatakan tahun ini akan menjadi tahun yang akan berbalik menguntungkan bagi investor pasar surat utang negara (SUN), setelah sebelumnya masih merugi akibat koreksi harga tahun lalu.
Tahun ini, potensi keuntungan (return) dari pasar obligasi dapat mencapai 10%-12%, yang akan berasal dari selisih harga (capital gain) dan dari kuponnya.
Menurut dia, ada lima faktor yang mendukung prediksi positifnya terhadap pasar efek utang pemerintah tahun ini.
Pertama, yield yang masih lebih tinggi dibanding awal 2018 sehingga dapat menjadi pintu masuk investasi ke instrumen utang tersebut.
Kedua, suku bunga acuan domestik 7 days reverse repo rate (7DRRR) mendekati level tertingginya, dengan adanya komentar the Fed yang kalem (dovish), menyempitnya CAD, lebih terkontrolnya inflasi, sehingga dapat menstabilkan rupiah.
Ketiga, kebijakan fiskal dan moneter yang prudent akan positif untuk prospek peringkat utang pemerintah Indonesia.
Keempat, lebih banyaknya investor asing yang berinvestasi pada tenor panjang tahun ini sehingga bukan dana 'panas' yang mudah keluar dari pasar domestik, dibanding dengan tahun lalu di mana pembelian investor asing lebih banyak pada tenor pendek.
Kelima, adalah dukungan dari investor dalam negeri karena pemerintah berencana menurunkan pajak untuk instrumen obligasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Likuiditas Seret, Fitch Turunkan Peringkat APLN ke CCC
Head of Fixed Income Research PT Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mengatakan probabilitas kenaikan peringkat itu mencapai 63,6%.
"Kondisi makro ekonomi akan membaik tahun ini, tetapi perbaikan kondisi akan lebih baik lagi pada tahun depan terutama dari defisit neraca berjalan (current account deficit/CAD) menyempit menjadi 2,3% dari GDP," ujar dalam acara Mandiri Sekuritas Exclusive Chief Editors Dinner 2019 semalam (13/2/19).
Pada tahun 2019, peringkat utang Indonesia masih memiliki probabilitas kenaikan tetapi besarannya hanya 57,5%.
Tahun ini, potensi keuntungan (return) dari pasar obligasi dapat mencapai 10%-12%, yang akan berasal dari selisih harga (capital gain) dan dari kuponnya.
Menurut dia, ada lima faktor yang mendukung prediksi positifnya terhadap pasar efek utang pemerintah tahun ini.
Pertama, yield yang masih lebih tinggi dibanding awal 2018 sehingga dapat menjadi pintu masuk investasi ke instrumen utang tersebut.
Kedua, suku bunga acuan domestik 7 days reverse repo rate (7DRRR) mendekati level tertingginya, dengan adanya komentar the Fed yang kalem (dovish), menyempitnya CAD, lebih terkontrolnya inflasi, sehingga dapat menstabilkan rupiah.
Ketiga, kebijakan fiskal dan moneter yang prudent akan positif untuk prospek peringkat utang pemerintah Indonesia.
Keempat, lebih banyaknya investor asing yang berinvestasi pada tenor panjang tahun ini sehingga bukan dana 'panas' yang mudah keluar dari pasar domestik, dibanding dengan tahun lalu di mana pembelian investor asing lebih banyak pada tenor pendek.
Kelima, adalah dukungan dari investor dalam negeri karena pemerintah berencana menurunkan pajak untuk instrumen obligasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Likuiditas Seret, Fitch Turunkan Peringkat APLN ke CCC
Most Popular