Masih Pagi, Rupiah Sudah Terlemah Kedua di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 February 2019 08:25
Tunggu Dinamika Dialog Dagang, Investor Masih Kalem
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Willy Kurniawan)
Tampaknya pelaku pasar di Asia masih belum berani terlalu agresif karena tengah memantau perkembangan dari Beijing. Hari ini, dialog dagang AS-China mulai memasuki fase penting karena perundingan sudah mencapai tingkat menteri. 

Delegasi China dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Liu He. Sementara di meja seberang dikomandoi oleh Kepala Perwakilan Dagang Robert Lighthizer. 

"Saya menantikan diskusi hari ini dan besok," ujar Steven Mnuchin, Menteri Keuangan AS, yang ikut dalam perundingan, mengutip Reuters. 

Selain sikap investor yang masih wait and see, rupiah juga terbeban oleh harga minyak yang terus naik. Pada pukul 08:17 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet bertambah masing-masing 0,36% dan 0,43%. 

Seperti kemarin, kenaikan harga minyak akan menimbulkan kecemasan terhadap nasib transaksi berjalan Indonesia. Harga minyak yang semakin mahal akan membuat defisit transaksi berjalan semakin dalam, sehingga rupiah kehilangan keseimbangan karena fondasinya yang begitu rapuh. 


Defisit transaksi berjalan sudah menjadi penyakit menahun yang tidak kunjung sembuh. Sebelum masalah ini selesai, rupiah memang akan selalu dihantui oleh risiko depresiasi karena fundamentalnya memang tidak mendukung penguatan. 



TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular