Masih Pagi, Rupiah Sudah Terlemah Kedua di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 February 2019 08:25
Masih Pagi, Rupiah Sudah Terlemah Kedua di Asia
Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Investor di pasar keuangan Asia memang agak berhati-hati karena menanti perkembangan dialog dagang AS-China di Beijing. 

Pada Kamis (14/2/2019), US$ 1 dihargai Rp 14.060 kala pembukaan pasar spot. Rupiah melemah tipis 0,04% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Seiring perjalanan pasar, rupiah semakin melemah. Pada pukul 08:14 WIB, US$ 1 sudah berada di Rp 14.078 di mana rupiah menguat 0,16%. 


Pada perdagangan kemarin, rupiah hanya mampu menguat tipis 0,07%. Tanda-tanda ketidakstabilan rupiah sudah terlihat, dan hari ini mata uang Tanah Air betul-betul melemah. 

Sementara mata uang Asia masih bergerak mixed di hadapan dolar AS. Selain rupiah, mata uang Benua Kuning yang juga melemah adalah rupee India, won Korea Selatan, baht Thailand, dan dolar Taiwan. Pelemahan berbagai mata uang ini juga dalam rentang terbatas. 

Namun dengan depresiasi 0,16%, rupiah jadi mata uang terlemah kedua di Asia. Rupiah hanya lebih baik dari rupee. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 08:08 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Tampaknya pelaku pasar di Asia masih belum berani terlalu agresif karena tengah memantau perkembangan dari Beijing. Hari ini, dialog dagang AS-China mulai memasuki fase penting karena perundingan sudah mencapai tingkat menteri. 

Delegasi China dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Liu He. Sementara di meja seberang dikomandoi oleh Kepala Perwakilan Dagang Robert Lighthizer. 

"Saya menantikan diskusi hari ini dan besok," ujar Steven Mnuchin, Menteri Keuangan AS, yang ikut dalam perundingan, mengutip Reuters. 

Selain sikap investor yang masih wait and see, rupiah juga terbeban oleh harga minyak yang terus naik. Pada pukul 08:17 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet bertambah masing-masing 0,36% dan 0,43%. 

Seperti kemarin, kenaikan harga minyak akan menimbulkan kecemasan terhadap nasib transaksi berjalan Indonesia. Harga minyak yang semakin mahal akan membuat defisit transaksi berjalan semakin dalam, sehingga rupiah kehilangan keseimbangan karena fondasinya yang begitu rapuh. 


Defisit transaksi berjalan sudah menjadi penyakit menahun yang tidak kunjung sembuh. Sebelum masalah ini selesai, rupiah memang akan selalu dihantui oleh risiko depresiasi karena fundamentalnya memang tidak mendukung penguatan. 



TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular