
Dolar Tertekan, Harga Emas Menguat
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
13 February 2019 17:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas sore hari ini (13/2) semakin menguat. Hingga pukul 16:30 WIB, harga emas kontrak April di pasar COMEX naik 0,13% ke posisi US$ 1.315,7/troy ounce, setelah ditutup menguat 0,16% pada perdagangan kemarin (12/2).
Selama sepekan, harga emas telah turun sebesar 0,1% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun harga komoditas ini tercatat naik 2,68%.
Naiknya harga emas hari ini masih ditopang oleh nilai dolar yang relatif lemah. Meski hari ini menguat tipis sebesar 0,02%, namun nilai Dollar Indeks (DXY) yang mencerminkan posisi greenback terhadap 6 mata uang utama dunia sudah tergerus 0,36% kemarin.
Nilai dolar yang lebih rendah akan membuat harga emas menjadi relatif lebih murah bagi pemegang mata uang selain dolar. Dampaknya, emas menjadi lebih berkilau.
Selain itu, pemerintah AS kembali dihantui kemungkinan tutupnya sebagian layanan pemerintahan (partial shutdown), setelah sebelumnya sudah tutup selama 35 hari akibat kisruh politik perihal tembok perbatasan AS-Meksiko yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump.
Memang, sebelumnya telah terjadi kesepakatan di kongres perihal anggaran pemerintah yang dapat mencegah terjadinya partial shutdown pasca 15 Februari mendatang.
Namun Trump menyatakan tidak puas dengan kesepakatan sementara yang sudah dicapai tersebut.
"Saya memang masih harus mempelajarinya. Namun saya sepertinya tidak suka," tegas Trump, mengutip Reuters. Apabila Trump tidak membubuhkan tanda tangannya di atas rencana anggaran yang baru, pada pemerintah AS akan kembali tutup pada 16 Februari.
Tutupnya pemerintahan akan membawa dampak negatif pada perekonomian Negeri Paman Sam.
Banyaknya pegawai negeri yang tak digaji dan terhambatnya kontrak swasta dengan pemerintah membuat AS akan merugi miliaran dolar.
Dalam keadaan yang diselimuti kekhawatiran seperti ini, investor memang akan cenderung melirik emas karena sifatnya yang sebagai pelindung nilai. Sebab fluktuasi nilai emas relatif lebih kecil dibanding instrumen yang lebih beresiko seperti saham.
Namun, aura positif damai dagang AS-China setidaknya dapat menahan keinginan investor untuk cepat-cepat memborong emas.
Apalagi Trump mengatakan dapat sedikit menunda tenggat waktu gencatan senjata antara kedua negara yang jatuh pada 1 Maret mendatang.
"Kami bekerja dengan baik di China. Kalau kesepakatan (dengan China) sudah dekat, maka kita akan bisa selesaikan. Saya mungkin bisa menoleransi kesepakatan mundur sedikit (dari deadline 1 Maret), meski saya lebih suka tidak seperti itu," ungkap Trump saat rapat kabinet kemarin, mengutip Reuters.
Selain itu Trump, mengatakan dirinya berharap bisa bertemu dengan Presiden China Xi Jinping jika kesepakatan dagang AS-China sudah hampir rampung.
Pertemuan tersebut akan mempercepat proses penyelesaian kesepakatan damai dagang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/hps) Next Article Bursa Saham Global Membara, Harga Emas Antam Stagnan
Selama sepekan, harga emas telah turun sebesar 0,1% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun harga komoditas ini tercatat naik 2,68%.
Nilai dolar yang lebih rendah akan membuat harga emas menjadi relatif lebih murah bagi pemegang mata uang selain dolar. Dampaknya, emas menjadi lebih berkilau.
Selain itu, pemerintah AS kembali dihantui kemungkinan tutupnya sebagian layanan pemerintahan (partial shutdown), setelah sebelumnya sudah tutup selama 35 hari akibat kisruh politik perihal tembok perbatasan AS-Meksiko yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump.
Memang, sebelumnya telah terjadi kesepakatan di kongres perihal anggaran pemerintah yang dapat mencegah terjadinya partial shutdown pasca 15 Februari mendatang.
Namun Trump menyatakan tidak puas dengan kesepakatan sementara yang sudah dicapai tersebut.
"Saya memang masih harus mempelajarinya. Namun saya sepertinya tidak suka," tegas Trump, mengutip Reuters. Apabila Trump tidak membubuhkan tanda tangannya di atas rencana anggaran yang baru, pada pemerintah AS akan kembali tutup pada 16 Februari.
Tutupnya pemerintahan akan membawa dampak negatif pada perekonomian Negeri Paman Sam.
Banyaknya pegawai negeri yang tak digaji dan terhambatnya kontrak swasta dengan pemerintah membuat AS akan merugi miliaran dolar.
Dalam keadaan yang diselimuti kekhawatiran seperti ini, investor memang akan cenderung melirik emas karena sifatnya yang sebagai pelindung nilai. Sebab fluktuasi nilai emas relatif lebih kecil dibanding instrumen yang lebih beresiko seperti saham.
Namun, aura positif damai dagang AS-China setidaknya dapat menahan keinginan investor untuk cepat-cepat memborong emas.
Apalagi Trump mengatakan dapat sedikit menunda tenggat waktu gencatan senjata antara kedua negara yang jatuh pada 1 Maret mendatang.
"Kami bekerja dengan baik di China. Kalau kesepakatan (dengan China) sudah dekat, maka kita akan bisa selesaikan. Saya mungkin bisa menoleransi kesepakatan mundur sedikit (dari deadline 1 Maret), meski saya lebih suka tidak seperti itu," ungkap Trump saat rapat kabinet kemarin, mengutip Reuters.
Selain itu Trump, mengatakan dirinya berharap bisa bertemu dengan Presiden China Xi Jinping jika kesepakatan dagang AS-China sudah hampir rampung.
Pertemuan tersebut akan mempercepat proses penyelesaian kesepakatan damai dagang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/hps) Next Article Bursa Saham Global Membara, Harga Emas Antam Stagnan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular