
Analisis Teknikal
Tembus Rp 14,045/US$, Tren Pelemahan Rupiah akan Berlanjut
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
11 February 2019 12:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot pada perdagangan siang, Senin (11/2/2019). Nilai tukar rupiah bahkan telah menembus level resistance Rp 14.000/US$ yang sempat sulit ditembus pekan kemarin.
Hingga pukul 11:04 WIB, rupiah dihargaiĀ Rp 14.045 per satu US$ atau melemah 0,54% dibandingkan penutupan sebelumnya di pasar spot. Pelemahan tersebut menjadikan mata uang terlemah di kawasan Asia.
Secara teknikal, rupiah memiliki kecenderungan melemah dihadapan dolar Amerika Serikat (AS). Akselerasi dolar terhadap mata uang garuda tercermin dari pergerakan dolar AS yang bergerak di atas rata-rata nilainya selama lima hari (moving average five/MA5).
Mengacu pada indikator teknikal, rupiah masih berpotensi untuk turun, jika mengacu pada indikator bersifat momentum stochastic slow. Rupiah digambarkan belum memasuki fase jenuh jualnya (oversold).
Dalam jangka panjang, tren pergerakan rupiah masih pada fase menguat. Hal ini tercermin dari grafik pergerakan dolar AS yang bergerak empat puluh lima derajat ke arah bawah (downtrend) terhadap rupiah.
Rilis data dari transaksi berjalan yang diumumkan Bank Indonesia pada Jumat lalu cukup mempengaruhi fundamental rupiah. Transaksi berjalan diumumkan mengalami defisit (Current Account Deficit/CAD) periode kuartal IV-2018 yang mencapai 3,57% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Sedangkan secara tahunan, defisit transaksi berjalan masih di bawah 3% PDB tepatnya 2,98%. Namun angka tersebut juga menjadi catatan terendah sejak tahun 2014.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Hingga pukul 11:04 WIB, rupiah dihargaiĀ Rp 14.045 per satu US$ atau melemah 0,54% dibandingkan penutupan sebelumnya di pasar spot. Pelemahan tersebut menjadikan mata uang terlemah di kawasan Asia.
Secara teknikal, rupiah memiliki kecenderungan melemah dihadapan dolar Amerika Serikat (AS). Akselerasi dolar terhadap mata uang garuda tercermin dari pergerakan dolar AS yang bergerak di atas rata-rata nilainya selama lima hari (moving average five/MA5).
![]() |
Rilis data dari transaksi berjalan yang diumumkan Bank Indonesia pada Jumat lalu cukup mempengaruhi fundamental rupiah. Transaksi berjalan diumumkan mengalami defisit (Current Account Deficit/CAD) periode kuartal IV-2018 yang mencapai 3,57% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Sedangkan secara tahunan, defisit transaksi berjalan masih di bawah 3% PDB tepatnya 2,98%. Namun angka tersebut juga menjadi catatan terendah sejak tahun 2014.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Most Popular