
Kinerja Rugi Berkurang, Saham Dwi Guna Meroket 34%
tahir saleh, CNBC Indonesia
11 February 2019 09:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten perdagangan batu bara, PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL) mendadak melesat 34,04% pada perdagangan pagi ini, Senin (11/2/2019) setelah rilis laporan keuangan yang memembaik dan rugi berkurang signifikan.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, saham DWGL naik 34,04% di level Rp 114/saham pada perdagangan pukul 09.43 WIB dengan nilai transaksi Rp 998 juta dan volume perdagangan 8,6 juta saham.
Secara year to date saham DWGL melesat 75% dan sebulan terakhir naik 50%. Tercatat, belum ada net buy atau net sell dari investor asing, seluruh aktivitas beli dan jual masih dari pemodal dalam negeri.
Dalam laporan keuangan 2018 yang baru dirilis, perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan menjadi Rp 1,44 triliun dari sebelumnya Rp 673 miliar. Perseroan mampu memulihkan kinerja rugi, dengan rugi terpangkas hingga 96% menjadi Rp 31 miliar dari sebelumnya tahun 2017 Rp 851 miliar.
Perusahaan ini didirikan pada 1986 sebagai kontraktor umum. Memiliki Izin Usaha Pertambangan pada 2007 dan langsung menekan dua tahun kontrak penjualan batu bara dengan PT PLN untuk proyek pembangkit listrik di Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Kalimantan.
Pada 2012, perusahaan berkonsolidasi dengan PT Eksploitasi Energi Indonesia Tak (CNKO) melalui rights issue yang diserap oleh induk usaha perseroan sebesar Rp 2,3 triliun.
(tas) Next Article Sinarmas Utus Hotman Paris, Ini Kisah Detail Kasus Saham CNKO
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, saham DWGL naik 34,04% di level Rp 114/saham pada perdagangan pukul 09.43 WIB dengan nilai transaksi Rp 998 juta dan volume perdagangan 8,6 juta saham.
Secara year to date saham DWGL melesat 75% dan sebulan terakhir naik 50%. Tercatat, belum ada net buy atau net sell dari investor asing, seluruh aktivitas beli dan jual masih dari pemodal dalam negeri.
Dalam laporan keuangan 2018 yang baru dirilis, perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan menjadi Rp 1,44 triliun dari sebelumnya Rp 673 miliar. Perseroan mampu memulihkan kinerja rugi, dengan rugi terpangkas hingga 96% menjadi Rp 31 miliar dari sebelumnya tahun 2017 Rp 851 miliar.
Perusahaan ini didirikan pada 1986 sebagai kontraktor umum. Memiliki Izin Usaha Pertambangan pada 2007 dan langsung menekan dua tahun kontrak penjualan batu bara dengan PT PLN untuk proyek pembangkit listrik di Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Kalimantan.
Pada 2012, perusahaan berkonsolidasi dengan PT Eksploitasi Energi Indonesia Tak (CNKO) melalui rights issue yang diserap oleh induk usaha perseroan sebesar Rp 2,3 triliun.
(tas) Next Article Sinarmas Utus Hotman Paris, Ini Kisah Detail Kasus Saham CNKO
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular