Dibuka Menguat, IHSG langsung Putar Balik ke Zona Merah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
11 February 2019 09:38
Dibuka Menguat, IHSG langsung Putar Balik ke Zona Merah
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka menguat tipis 0,03%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung putar balik ke zona merah. Pada pukul 9:28 WIB, IHSG melemah 0,23% ke level 6.506,81.

Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga diperdagangkan melemah: indeks Hang Seng turun 0,05%, indeks Straits Times turun 0,73%, dan indeks Kospi turun 0,24%.

Kekhawatiran yang menyelimuti negosiasi dagang AS-China membuat bursa saham regional ditinggalkan investor. Pada hari ini di Beijing, pertemuan tingkat wakil menteri akan digelar. Delegasi AS dipimpin oleh Deputi Kepala Perwakilan Dagang Jeffrey Gerrish.

Sementara itu, dialog tingkat menteri dijadwalkan berlangsung pada Kamis dan Jumat, melibatkan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.

Ada aura negatif yang menyelimuti pertemuan ini. Pelaku usaha di Negeri Paman Sam pesimistis bahwa rangkaian pertemuan di Beijing pekan ini akan menelurkan hasil yang signifikan.

"Ada indikasi bahwa pemimpin kedua negara bersedia untuk menyelesaikan semua hambatan. Namun kami juga mendengar bahwa banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Saya memperkirakan kedua pihak tidak menghasilkan sesuatu pekan depan," tegas Erin Ennis, Senior Vice President US-China Business Council, mengutip Reuters.

Sebagai informasi, pertemuan ini menjadi sangat penting mengingat periode gencatan senjata antar keduanya akan segera berakhir pada 1 Maret. Terlebih, Presiden AS Donald Trump sudah menegaskan bahwa dirinya tidak akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping sebelum 1 Maret.

Padahal sebelumnya Trump pernah mengatakan dirinya akan bertemu dengan Xi, bahkan mungkin lebih dari sekali, untuk mengesahkan kesepakatan dagang AS-China. Lantas, beban yang dipikul oleh delegasi AS yang saat ini tengah berada di Beijing menjadi begitu besar. Tercapai atau tidaknya damai dagang dengan China akan bergantung kepada mereka.

Sejauh ini, perekonomian kedua negara terlihat jelas sudah tersakiti oleh perang dagang yang berkecamuk. Jika damai dagang secara permanen tak juga bisa dicapai, tentu tekanan terhadap perekonomian keduanya akan terus berlanjut. Selain karena faktor eksternal yakni kekhawatiran yang menyelimuti negosiasi dagang AS-China, bursa saham Indonesia juga mengalami tekanan jual seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah. Hingga berita ini diturunkan, rupiah melemah 0,21% di pasar spot ke level Rp 13.990/dolar AS.

Rupiah terkapar seiring dengan bengkaknya defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD). Pada hari Jumat (8/2/2019), Bank Indonesia (BI) merilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) periode kuartal-IV 2018. Sepanjang kuartal terakhir tahun lalu, NPI tercatat membukukan surplus senilai US$ 5,4 miliar.

Namun, CAD diumumkan senilai US$ 9,1 miliar atau 3,57% dari PDB, naik dari capaian kuartal-III 2018 yang sebesar 3,37% dari PDB. CAD pada kuartal-IV 2018 merupakan yang terparah sepanjang tahun.

Hingga berita ini diturunkan, investor asing masih membukukan beli bersih senilai Rp 26,6 miliar di pasar saham tanah air. Namun jika tekanan terhadap rupiah berlanjut, besar kemungkinan investor asing pada akhirnya akan dipaksa untuk melakukan aksi jual. Lantas, koreksi IHSG bisa bertambah dalam.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article IHSG Jatuh Lagi ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular