
Neraca Pembayaran Indonesia Defisit US$ 7,1 Miliar di 2018
Iswari Anggit Pramesti, CNBC Indonesia
08 February 2019 15:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV-2018 mencatatkan surplus US$ 5,4 miliar. Bank Indonesia (BI) memandang surplus ini karena ketahanan eksternal terjaga.
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Statistik Bank Indonesia Yati Kurniati dalam konferensi persnya di Gedung BI, Jumat (8/2/2019).
"NPI surplus ditopang oleh peningkatan surplus yang signifikan pada transaksi modal," kata Yati.
Dijelaskan Yati, neraca pembayaran ini adalah transaksi antara penduduk Indonesia dengan penduduk di luar negeri. Baik berupa barang dan jasa.
"Untuk triwulan IV dapat saya sampaikan ini mencatat surplus. Jadi Alhamdulillah ketahanan eksternal Indonesia tetap terjaga. Bulan sebelumnya padahal defisit," ungkap Yati.
Lebih jauh berdasarkan data BI, surplus transaksi modal dan finansial dalam keseluruhan tahun 2018 mencapai US$ 25,2 miliar.
"Peningkatan surplus tersebut didukung oleh membaiknya kinerja investasi portfolio, seiring meningkatnya aliran masuk dana asing pada aset keuangan domestik," kata Yati.
Selama 2018, aliran modal asing yang masuk di portfolio mencapai US$ 9,3 miliar sedangkan untuk Foreign Direct Investment (FDI) mencapaiUS$ 20,1 miliar.
"Pandangan asing terhadap perekonomian Indonesia masih baik," jelas Yati.
Dengan data di triwulan IV-2018 tersebut berikut kesimpulan BI untuk Neraca Pembayaran Indonesia:
Perkembangan NPI pada 2018 secara keseluruhan tahun 2018 menunjukkan ketahanan sektor eksternal yang tetap terkendali. Defisit neraca transaksi berjalan masih berada dalam batas yang aman, sebesar US$ 31,1 miliar atau 2,98% dari PDB.
Defisit tersebut terutama dipengaruhi oleh impor nonmigas yang tinggi, khususnya bahan baku dan barang modal, sebagai dampak dari kuatnya aktivitas ekonomi dalam negeri, di tengah kinerja ekspor nonmigas yang terbatas. Kenaikan defisit juga didorong oleh peningkatan impor minyak seiring peningkatan rerata harga minyak dunia dan konsumsi BBM domestik.
Di sisi lain, di tengah ketidakpastian di pasar keuangan global yang tinggi, transaksi modal dan finansial mencatat surplus yang cukup signifikan sebesar US$ 25,2 miliar, terutama ditopang aliran masuk modal berjangka panjang. Dengan kondisi tersebut, NPI tahun 2018 mengalami defisit sebesar US$ 7,1 miliar.
(dru) Next Article Tok! BI Rate Diputuskan Tetap 5,75%
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Statistik Bank Indonesia Yati Kurniati dalam konferensi persnya di Gedung BI, Jumat (8/2/2019).
"NPI surplus ditopang oleh peningkatan surplus yang signifikan pada transaksi modal," kata Yati.
"Untuk triwulan IV dapat saya sampaikan ini mencatat surplus. Jadi Alhamdulillah ketahanan eksternal Indonesia tetap terjaga. Bulan sebelumnya padahal defisit," ungkap Yati.
Lebih jauh berdasarkan data BI, surplus transaksi modal dan finansial dalam keseluruhan tahun 2018 mencapai US$ 25,2 miliar.
"Peningkatan surplus tersebut didukung oleh membaiknya kinerja investasi portfolio, seiring meningkatnya aliran masuk dana asing pada aset keuangan domestik," kata Yati.
Selama 2018, aliran modal asing yang masuk di portfolio mencapai US$ 9,3 miliar sedangkan untuk Foreign Direct Investment (FDI) mencapaiUS$ 20,1 miliar.
"Pandangan asing terhadap perekonomian Indonesia masih baik," jelas Yati.
Dengan data di triwulan IV-2018 tersebut berikut kesimpulan BI untuk Neraca Pembayaran Indonesia:
Perkembangan NPI pada 2018 secara keseluruhan tahun 2018 menunjukkan ketahanan sektor eksternal yang tetap terkendali. Defisit neraca transaksi berjalan masih berada dalam batas yang aman, sebesar US$ 31,1 miliar atau 2,98% dari PDB.
Defisit tersebut terutama dipengaruhi oleh impor nonmigas yang tinggi, khususnya bahan baku dan barang modal, sebagai dampak dari kuatnya aktivitas ekonomi dalam negeri, di tengah kinerja ekspor nonmigas yang terbatas. Kenaikan defisit juga didorong oleh peningkatan impor minyak seiring peningkatan rerata harga minyak dunia dan konsumsi BBM domestik.
Di sisi lain, di tengah ketidakpastian di pasar keuangan global yang tinggi, transaksi modal dan finansial mencatat surplus yang cukup signifikan sebesar US$ 25,2 miliar, terutama ditopang aliran masuk modal berjangka panjang. Dengan kondisi tersebut, NPI tahun 2018 mengalami defisit sebesar US$ 7,1 miliar.
(dru) Next Article Tok! BI Rate Diputuskan Tetap 5,75%
Most Popular