Analisis Teknikal

Tren Koreksi IHSG Berpotensi Masih Berlanjut di Sesi II

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
08 February 2019 13:52
Hampir sebagian besar sektor melemah dengan industri dasar melemah 1,75%, paling dalam secara persentase.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga sesi I perdagangan hari ini melemah 0,41% ke level 6.509. Hampir sebagian besar sektor melemah dengan industri dasar melemah 1,75%, paling dalam secara persentase.

Perdagangan sesi satu berlangsung cukup meriah dengan mencatatkan transaksi Rp 4,35 triliun. Investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) cukup tipis hanya Rp 25 miliar di pasar reguler.

Pelemahan IHSG sudah terbaca ketika dibuka melemah 0,35% pada awal perdagangan. Sempat menipiskan pelemahan dan hampir memasuki zona hijau, IHSG kembali melemah karena sentimen perang dagang yang masih berlarut-larut. Bursa-bursa utama Asia juga cenderung memerah karena hal tersebut.

Secara teknikal, IHSG berpotensi menutup pekan dengan berada di zona negatif. Hal ini seiring dengan terbentuknya pola evening star yang terbentuk. Pola tersebut mengindikasikan akan adanya pelemahan pada perdagangan selanjutnya.
Jelang Akhir Pekan, IHSG Melanjutkan Fase KoreksiSumber: Refinitiv
Potensi akan pelemahan tersebut juga tercermin dari posisinya yang bergerak di bawah rata-rata nilainya selama lima hari (moving average five/MA5). Artinya, IHSG lebih cenderung melemah. Level penahan pelemahan (support) jika IHSG menembus level psikologis berada di 6.475.

Pelaku pasar juga sedang mencermati data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Rencananya Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan NPI pada hari ini pukul 16:00 WIB. BI memperkirakan NPI kuartal IV-2018 bisa surplus, tetapi defisit di transaksi berjalan (current account) masih cukup lebar di kisaran 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Koreksi pada IHSG jelang penutupan sesi I semakin dalam seiring penantian data NPI tersebut. Adapun 'kisi-kisi' data NPI oleh Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia (BI), mengungkapkan NPI pada kuartal IV-2018 mencatat surplus sekitar US$ 5 miliar. Angka ini merupakan prestasi yang sangat baik, mengingat NPI selalu defisit sejak kuartal I-2018. Surplus US$ 5 miliar menjadi catatan terbaik sejak kuartal III-2018.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Baca: Awas, IHSG Berpotensi ke Zona Merah Hari Ini

(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular