Saham Konsumer Babak-Belur, IHSG Berakhir di Zona Merah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
07 February 2019 16:58
Saham Konsumer Babak-Belur, IHSG Berakhir di Zona Merah
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat dibuka menguat 0,13%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru terkoreksi 0,17% pada akhir perdagangan pada Kamis, (7/2/2019), ke level 6.536,46.

Pelemahan IHSG ini terjadi kala bursa saham utama kawasan Asia diperdagangkan mixed: indeks Nikkei turun 0,59%, indeks Straits Times naik 0,61%, dan indeks Kospi flat.

Sentimen pada perdagangan hari ini memang bisa dibilang bercampuraduk. Berbicara mengenai sentimen positif, yang paling kuat adalah aura damai dagang AS-China. Dalam pidato State of the Union yang disampaikan oleh Presiden AS Donald Trump, dia menyatakan rasa hormat kepada Presiden China Xi Jinping. Washington pun siap membuat kesepakatan dagang dengan China.

"Akhirnya kita mampu memperjelas posisi dengan China. Saya tidak menyalahkan China, ini adalah kesalahan pemimpin dan legislatif kita. Sekarang kami sedang bekerja untuk mencapai kesepakatan dengan China," papar Trump dalam pidatonya.

Menyusul pidato Trump, delegasi AS memastikan akan bertolak ke Beijing pada pekan depan untuk melanjutkan dialog dagang.

"[Kepala Perwakilan Dagang AS] Robert Lighthizer dan saya bersama tim akan bertolak ke Beijing pekan depan. Kami berkomitmen untuk melanjutkan dialog, bekerja dengan segala upaya untuk mencapai kesepakatan. Itu yang menjadi tujuan kami," ungkap Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dalam wawancara bersama CNBC International.

Sejauh ini, perekonomian kedua negara terlihat jelas sudah tersakiti oleh perang dagang yang berkecamuk. Jika damai dagang secara permanen bisa dicapai, tentu laju perekonomian keduanya, berikut perekonomian dunia, bisa dipacu lebih kencang.

Sentimen positif lainnya datang dari aura perdamaian antara AS dengan Korea Utara. Masih dalam pidato State of the Union, Trump mengonfirmasi pertemuan dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Vietnam pada tanggal 27-28 Februari mendatang.

Selepas pertemuan Trump dan Kim pada tahun lalu, hubungan AS dan Korea Utara bisa dibilang pasang surut. Korea Utara beberapa kali mengeluarkan pernyataan keras, menyatakan keenganannya dalam melakukan denuklirisasi tanpa adanya timbal balik yang diberikan AS.

Kini, pelaku pasar kembali optimistis bahwa perdamaian di semenanjung Korea Utara bisa dicapai. Satu risiko besar yang menghantui pasar keuangan dunia yakni perang antara AS dan Korea Utara menjadi bisa diredam, setidaknya untuk saat ini.

Beralih ke sentimen negatif, ada potensi bahwa pemerintahan AS akan kembali mengalami shutdown. Belum lama ini, pemerintahan AS kembali dibuka setelah mengalami shutdown selama 35 hari lantaran anggaran belanja negara tak mampu diloloskan di Kongres.

Ketidaksepahaman terkait anggaran pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko antara Partai Demokrat dan Republik menjadi masalah yang mengganjal. Presiden AS Donald Trump kemudian menyetujui anggaran sementara tanpa anggaran pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko yang akan membuat pemerintahan AS beroperasi secara penuh hingga tanggal 15 Februari.

Dalam pidato State of the Union, Trump kembali bersumpah untuk membangun tembok perbatasan AS-Meksiko. Trump mendesak Partai Demokrat dan Republik agar mencapai kesepakatan sebelum tanggal 15 Februari.

"Di masa lalu, sebagian besar orang di ruangan ini memilih membangun tembok, tetapi tembok yang tepat tidak pernah dibangun. Saya akan membuatnya dibangun," kata Trump dalam pidatonya, dilansir dari Reuters.

Trump sebelumnya telah mengatakan bahwa dirinya tak segan untuk menutup lagi pemerintahan bila ia tidak mendapatkan dana pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko yang ia minta.
Sentimen negatif bagi IHSG juga datang dari rupiah yang babak-belur. Hingga akhir perdagangan, rupiah melemah 0,38% di pasar spot ke level Rp 13.970/dolar AS.

Investor nampak grogi dalam menantikan rilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) esok hari (8/2/2019). Bank Indonesia (BI) memperkirakan NPI kuartal IV-2018 bisa surplus, tetapi defisit  transaksi berjalan (current account deficit) masih cukup lebar di kisaran 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Selain itu, kinerja rupiah juga dibebani oleh rilis data cadangan devisa untuk periode Januari 2019. Berdasarkan siaran pers BI, cadangan devisa di bulan Januari turun US$ 600 juta ke level US$ 120,1 miliar, dari yang sebelumnya US$ 120,7 miliar.

Menurut analisa BI, turunnya cadangan devisa pada Januari 2019 terutama disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah. Ditambah lagi, sepanjang bulan lalu pemerintah sama sekali tidak menerbitkan global bond. Seperti yang diketahui, global bond merupakan obligasi pemerintah yang diterbitkan dalam denominasi valas. Sektor barang konsumsi menjadi salah satu motor pelemahan IHSG. Hingga akhir perdagangan, indeks sektor barang konsumsi terkoreksi sebesar 0,28%.

Saham-saham barang konsumsi yang dilepas investor di antaranya: PT Kimia Farma Tbk/KAEF (-5,31%), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (-0,71%), PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (-0,65%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-0,3%), dan PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (-0,27%).

Saham-saham barang konsumsi dilepas investor seiring dengan lesunya angka Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). Kemarin sore (6/2/2019), BI merilis angka IKK periode Januari 2019 di level 125,5, turun dibandingkan capaian bulan Desember yang sebesar 127.

Memang, sejatinya wajar jika ada penurunan IKK pada bulan Januari. Pasalnya, IKK bulan Desember merupakan yang tertinggi di sepanjang tahun 2018. Faktor musiman yakni libur hari raya Natal dan Tahun Baru membuat IKK berada di level yang tinggi pada bulan Desember.

Namun tetap saja, IKK pada Januari 2019 lebih rendah dibandingkan capaian Januari 2018 yang sebesar 126,1.

Lesunya angka IKK lantas dijadikan justifikasi oleh investor untuk melakukan aksi ambil untung atas saham-saham barang konsumsi. Sekedar mengingatkan, indeks sektor barang konsumsi telah melejit sebesar 2,46% sepanjang tahun ini (hingga penutupan perdagangan kemarin).

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular