
Tertinggi Sejak 7 Bulan! Harga CPO Naik Berkat Kedelai
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
07 February 2019 15:49

Jakarta, CNBC Indoensia - Harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) hari ini (7/2) kembali berada di posisi tertingginya dalam 7 bulan.
Hingga pukul 15:00 WIB, harga CPO kontrak April di Bursa Derivatif Malaysia menguat sebesar 1,34% ke posisi MYR 2.337/ton atau setara dengan US$ 573,95/ton.
Penguatan harga CPO hari ini terjadi setelah sebelumnya juga ditutup menguat 0,3% pada perdagangan sebelumnya (4/2).
Selama sepekan harga CPO tercatat naik 1,65% secara point-to-point, sedangkan sejak awal tahun, harga komoditas agrikultur andalan Indonesia ini sudah meningkat 10,18%.
Prediksi turunnya persediaan CPO Malaysia membuat pasar kembali optimis akan terciptanya kesetimbangan fundamental di tahun ini. Sebagai informasi, pada tahun 2018, produksi minyak sawit Indonesia dan Malaysia terus meningkat menyebabkan stok di masing-masing negara melimpah.
Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Reuters, persediaan minyak sawit Malaysia bulan Januari diprediksi turun sebesar 4,7% dibanding Desember 2018. Hal tersebut sejalan dengan proyeksi nilai ekspor bulan Januari yang meningkat 12,4%.
Konsensus pasar menilai, peningkatan ekspor tersebut diakibatkan oleh meningkatnya permintaan produk sawit dari Eropa.
Selain itu, naiknya harga kontrak minyak kedelai di pasar Chicago sebesar 1,7% kemarin juga ikut mengatrol harga minyak sawit.
Harga minyak kedelai melonjak sejak Rabu (6/2) menyusul konfirmasi pemerintah Amerika Serikat (AS) perihal rencana China untuk membeli lebih banyak kedelai asal Negeri Paman Sam.
Karena Bursa Malaysia tutup selama 2 hari kemarin, maka kenaikan harga kedelai selama itu masih memberikan sentimen yang cukup kuat.
Harga minyak kedelai berkorelasi positif dengan harga minyak sawit karena kedua produk tersebut merupakan substitusi satu sama lain. Saat yang satu naik, yang lain cenderung mengikuti.
(taa/gus) Next Article To The Moon! Harga CPO di Level Tertinggi 8,5 Tahun
Hingga pukul 15:00 WIB, harga CPO kontrak April di Bursa Derivatif Malaysia menguat sebesar 1,34% ke posisi MYR 2.337/ton atau setara dengan US$ 573,95/ton.
Penguatan harga CPO hari ini terjadi setelah sebelumnya juga ditutup menguat 0,3% pada perdagangan sebelumnya (4/2).
Prediksi turunnya persediaan CPO Malaysia membuat pasar kembali optimis akan terciptanya kesetimbangan fundamental di tahun ini. Sebagai informasi, pada tahun 2018, produksi minyak sawit Indonesia dan Malaysia terus meningkat menyebabkan stok di masing-masing negara melimpah.
Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Reuters, persediaan minyak sawit Malaysia bulan Januari diprediksi turun sebesar 4,7% dibanding Desember 2018. Hal tersebut sejalan dengan proyeksi nilai ekspor bulan Januari yang meningkat 12,4%.
Konsensus pasar menilai, peningkatan ekspor tersebut diakibatkan oleh meningkatnya permintaan produk sawit dari Eropa.
Selain itu, naiknya harga kontrak minyak kedelai di pasar Chicago sebesar 1,7% kemarin juga ikut mengatrol harga minyak sawit.
Harga minyak kedelai melonjak sejak Rabu (6/2) menyusul konfirmasi pemerintah Amerika Serikat (AS) perihal rencana China untuk membeli lebih banyak kedelai asal Negeri Paman Sam.
Karena Bursa Malaysia tutup selama 2 hari kemarin, maka kenaikan harga kedelai selama itu masih memberikan sentimen yang cukup kuat.
Harga minyak kedelai berkorelasi positif dengan harga minyak sawit karena kedua produk tersebut merupakan substitusi satu sama lain. Saat yang satu naik, yang lain cenderung mengikuti.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/gus) Next Article To The Moon! Harga CPO di Level Tertinggi 8,5 Tahun
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular