Dolar AS Mulai Cengkeram Asia, Rupiah Wajib Waspada!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 February 2019 09:21
Dolar AS Mulai Cengkeram Asia, Rupiah Wajib Waspada!
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) memang masih menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Namun rupiah masih harus waspada, karena keperkasaan dolar AS sudah menjangkiti Asia.

Pada Rabu (6/2/2019) pukul 09:01 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 13.945. Rupiah masih menguat 0,04% dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelum libur Tahun Baru Imlek.  

Beberapa saat lalu, rupiah sempat menguat hingga 0,11% dan menjadikannya sebagai mata uang terbaik di Asia. Namun rupiah mengendur dan posisi puncak kini dihuni oleh ringgit Malaysia. 


Wajar jika rupiah mundur teratur. Sebab dolar AS memang semakin menancapkan kukunya di Benua Kuning. Kini mayoritas mata uang Asia berbalik melemah di hadapan greenback, hanya menyisakan rupiah, ringgit, dan rupee India di zona hijau. 

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang Asia pada pukul 09:04 WIB: 




(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Dolar AS masih mantap menguat secara global. Pada pukul 09:05 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,05%. Dalam sepekan terakhir, indeks ini menguat sampai 0,81%. 

Mata uang Negeri Paman Sam mendapat energi dari pidato State of the Union yang akan disampaikan Presiden Donald Trump pagi ini waktu Indonesia. Salah satu isu utama yang dinantikan investor adalah arah hubungan AS-China, terutama di bidang perdagangan. 

Akhir-akhir ini hubungan Washington-Beijing semakin mesra. Pekan lalu, Wakil Perdana Menteri China berkunjung ke Washington dan akan dibalas oleh kedatangan delegasi AS ke Beijing pada pertengahan bulan ini. 

Tidak hanya itu, Trump juga berniat menemui Presiden China Xi Jinping. Bahkan rencananya pertemuan tersebut tidak hanya sekali. 

Hawa damai dagang menyeruak, dan menciptakan optimisme di dunia, tidak terkecuali di AS. Di tengah arus perlambatan ekonomi, damai dagang dengan China membawa angin segar bagi perekonomian Negeri Adidaya. Tidak akan ada lagi hambatan dalam berdagang dengan China, dan ini tentu sangat positif bagi dunia usaha yang mengandalkan Negeri Tirai Bambu sebagai pasar ekspor utama. 

Harapan perbaikan ekonomi membuat dolar AS punya pijakan untuk menguat. Apresiasi dolar AS memakan korban di Asia, tetapi rupiah masih bisa selamat. 

Salah satu faktor yang masih membantu rupiah adalah harga minyak. Pada pukul 09:14 WIB, harga minyak jenis brent turun 0,1% dan light sweet berkurang 0,13%. 

Penurunan harga minyak adalah berkah buat rupiah. Sebab, Indonesia bisa menghemat devisa yang dipakai untuk mengimpor komoditas ini karena harganya kini lebih murah. 

Artinya, neraca perdagangan dan transaksi berjalan (current account) akan terbantu. Fundamental penyokong rupiah menjadi lebih kuat sehingga ruang apresiasi menjadi terbuka. 


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular