
Dua Hari Menguat Sendirian, Rupiah Mulai Rasakan 'Karma'
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 February 2019 08:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Minimnya sentimen dan Hari Kejepit Nasional (Harpitnas) membuat rupiah kurang gairah.
Pada Senin (4/2/2019), US$ 1 dihargai Rp 13.945 kala pembukaan pasar spot. Rupiah melemah tipis 0,07% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Seiring perjalanan pasar, rupiah semakin melemah. Pada pukul 08:19 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 13.960 di mana rupiah melemah 0,18%.
Sebelumnya, rupiah menguat 2 hari beruntun di pasar spot, sehingga agak rentan terserang koreksi teknikal. Apalagi dalam 2 hari tersebut rupiah menguat sendirian, tidak ada mata uang utama Asia lainnya yang mampu terapreesiasi di hadapan dolar AS.
Selama minggu kemarin, rupiah terapresiasi signifikan 1,03% secara point-to-point. Kala penutupan pasar spot akhir pekan lalu, US$ 1 dibanderol Rp 13.935 di mana rupiah menyentuh titik terkuat sejak 19 Juni 2018.
Oleh karena itu, wajar apabila rupiah berpotensi melemah hari ini. Apalagi saat Harpitnas, rupiah minim sentimen untuk menggapai zona hijau karena perdagangan sepertinya kurang semarak.
Senasib dengan rupiah, berbagai mata uang utama Asia pun melemah di hadapan greenback. Faktor pendorongnya pun sama, jelang Tahun Baru Imlek esok hari sepertinya investor mengendurkan pedal gas.
Namun dengan pelemahan 0,18%, rupiah jadi mata uang terlemah ketiga di Asia. Tampaknya rupiah mulai merasakan pedihnya 'karma' setelah menguat sendirian selama 2 hari beruntun.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 08:20 WIB:
Pada Senin (4/2/2019), US$ 1 dihargai Rp 13.945 kala pembukaan pasar spot. Rupiah melemah tipis 0,07% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Seiring perjalanan pasar, rupiah semakin melemah. Pada pukul 08:19 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 13.960 di mana rupiah melemah 0,18%.
Sebelumnya, rupiah menguat 2 hari beruntun di pasar spot, sehingga agak rentan terserang koreksi teknikal. Apalagi dalam 2 hari tersebut rupiah menguat sendirian, tidak ada mata uang utama Asia lainnya yang mampu terapreesiasi di hadapan dolar AS.
Selama minggu kemarin, rupiah terapresiasi signifikan 1,03% secara point-to-point. Kala penutupan pasar spot akhir pekan lalu, US$ 1 dibanderol Rp 13.935 di mana rupiah menyentuh titik terkuat sejak 19 Juni 2018.
Oleh karena itu, wajar apabila rupiah berpotensi melemah hari ini. Apalagi saat Harpitnas, rupiah minim sentimen untuk menggapai zona hijau karena perdagangan sepertinya kurang semarak.
Senasib dengan rupiah, berbagai mata uang utama Asia pun melemah di hadapan greenback. Faktor pendorongnya pun sama, jelang Tahun Baru Imlek esok hari sepertinya investor mengendurkan pedal gas.
Namun dengan pelemahan 0,18%, rupiah jadi mata uang terlemah ketiga di Asia. Tampaknya rupiah mulai merasakan pedihnya 'karma' setelah menguat sendirian selama 2 hari beruntun.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 08:20 WIB:
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Next Page
Dolar AS Dapat Momentum
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular