
Sempat Tancap Gas, Laju IHSG Dibatasi Data Inflasi
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
01 February 2019 09:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah melejit sebesar 1,06% pada perdagangan kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini terus tancap gas. Pada pembukaan perdagangan hari ini, Jumat (1/2/2019), IHSG menguat 0,29% ke level 6.552,06.
Pada pukul 9:36 WIB, IHSG telah memperlebar penguatannya menjadi 0,53% ke level 6.567,38. Kinerja IHSG ini senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,1%, indeks Shanghai naik 0,4%, dan indeks Kospi naik 0,17%.
Positifnya data ekonomi Jepang memantik aksi beli di bursa saham regional. Pada pagi hari ini, tingkat pengangguran per akhir Desember 2018 diumumkan di level 2,4%, turun dari capaian periode sebelumnya yang sebesar 2,5%, seperti dilansir dari Trading Economics.
Kemudian, pembacaan final untuk data Manufacturing PMI periode Januari 2019 versi Nikkei diumumkan di level 50,3, mengalahkan konsensus Trading Economics yang sebesar 50.
Lantas, perekonomian Jepang berhasil menepis keraguan pasar. Sebelumnya, data ekonomi yang kurang menggembirakan membuat investor meragukan kapasitas perekonomian Negeri Sakura.
Belum lama ini, tingkat inflasi Jepang periode Desember 2018 diumumkan sebesar 0,3% YoY, jauh melambat dari capaian November yang sebesar 0,8% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics. Laju inflasi bulan Desember juga merupakan yang terlambat sejak Oktober 2017.
Wajar jika rilis data ekonomi Jepang yang positif sukses memantik aksi beli di bursa saham kawasan regional. Sebagai negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia, kuatnya perekonomian Jepang tentu akan membawa berkah bagi perekonomian negara-negara lain, termasuk Indonesia.
Dari dalam negeri, rilis angka inflasi membatasi penguatan IHSG. Beberapa saat yang lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka inflasi periode Januari 2019 di level 0,32% MoM, sementara inflasi secara tahunan berada di level 2,82%. Capaian ini berada di bawah konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia di level 0,5% MoM (3,01% YoY).
Pada perdagangan hari ini, indeks sektor barang konsumsi sempat menguat hingga 0,31%. Kini, penguatannya tersisa 0,08% saja. Inflasi yang lebih rendah dari ekspektasi menimbulkan persepsi bahwa konsumsi masyarakat Indonesia sepanjang bulan lalu relatif lemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Data Ekonomi Jepang Bikin Lega Pelaku Pasar, IHSG Naik 0,2%
Pada pukul 9:36 WIB, IHSG telah memperlebar penguatannya menjadi 0,53% ke level 6.567,38. Kinerja IHSG ini senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,1%, indeks Shanghai naik 0,4%, dan indeks Kospi naik 0,17%.
Positifnya data ekonomi Jepang memantik aksi beli di bursa saham regional. Pada pagi hari ini, tingkat pengangguran per akhir Desember 2018 diumumkan di level 2,4%, turun dari capaian periode sebelumnya yang sebesar 2,5%, seperti dilansir dari Trading Economics.
Lantas, perekonomian Jepang berhasil menepis keraguan pasar. Sebelumnya, data ekonomi yang kurang menggembirakan membuat investor meragukan kapasitas perekonomian Negeri Sakura.
Belum lama ini, tingkat inflasi Jepang periode Desember 2018 diumumkan sebesar 0,3% YoY, jauh melambat dari capaian November yang sebesar 0,8% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics. Laju inflasi bulan Desember juga merupakan yang terlambat sejak Oktober 2017.
Wajar jika rilis data ekonomi Jepang yang positif sukses memantik aksi beli di bursa saham kawasan regional. Sebagai negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia, kuatnya perekonomian Jepang tentu akan membawa berkah bagi perekonomian negara-negara lain, termasuk Indonesia.
Dari dalam negeri, rilis angka inflasi membatasi penguatan IHSG. Beberapa saat yang lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka inflasi periode Januari 2019 di level 0,32% MoM, sementara inflasi secara tahunan berada di level 2,82%. Capaian ini berada di bawah konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia di level 0,5% MoM (3,01% YoY).
Pada perdagangan hari ini, indeks sektor barang konsumsi sempat menguat hingga 0,31%. Kini, penguatannya tersisa 0,08% saja. Inflasi yang lebih rendah dari ekspektasi menimbulkan persepsi bahwa konsumsi masyarakat Indonesia sepanjang bulan lalu relatif lemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Data Ekonomi Jepang Bikin Lega Pelaku Pasar, IHSG Naik 0,2%
Most Popular