
Data Ekonomi Jepang Bikin Lega Pelaku Pasar, IHSG Naik 0,2%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
30 January 2019 13:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka menguat 0,14% ke level 6.445,41, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil memperlebar penguatannya menjadi 0,2% per akhir sesi 1 ke level 6.449,07.
Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi kenaikan IHSG adalah: PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (+2,99%), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (+0,78%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (+1,4%), PT United Tractors Tbk/UNTR (+1,66%), dan PT Vale Indonesia Tbk/INCO (+4,24%).
Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga diperdagangkan di zona hijau: indeks Shanghai naik 0,09%, indeks Hang Seng naik 0,29%, dan indeks Kospi naik 0,86%.
Rilis data ekonomi Jepang yang menggembirakan menjadi bensin bagi bursa saham regional. Pada pagi hari ini, penjualan barang-barang ritel periode Desember 2018 diumumkan tumbuh sebesar 1,3% YoY, mengalahkan konsensus yang sebesar 0,8% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics.
Rilis data ini lantas memberikan sinyal bahwa tekanan terhadap perekonomian Jepang tak separah yang sebelumnya diekspektasikan pelaku pasar. Dalam beberapa waktu terakhir, data ekonomi yang datang dari Negeri Sakura memang terbilang mengecewakan.
Tingkat inflasi periode Desember 2018 misalnya, diumumkan sebesar 0,3% YoY, jauh melambat dari capaian November yang sebesar 0,8% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics. Laju inflasi bulan Desember juga merupakan yang terlambat sejak Oktober 2017.
Kemudian, berdasarkan Reuters Tankan Index periode Januari 2019 yang didapat dari survei terhadap perusahaan skala besar dan menengah di Jepang, optimisme pelaku usaha sektor manufaktur turun 5 poin menjadi 18 pada bulan ini, level terendah dalam 2 tahun terakhir.
Melansir Reuters, eksportir mengeluhkan lemahnya permintaan dari China dan AS. Mereka juga menyuarakan kekhawatirannya mengenai perang dagang antar 2 negara mitra dagang utamanya tersebut.
Perekonomian Jepang yang relatif kuat memang didukung dengan keputusan International Monetary Fund (IMF) yang mengerek naik proyeksi pertumbuhan ekonomi Jepang untuk tahun 2019 dan 2020, terlepas dari proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang direvisi ke bawah.
Pada tahun ini, perekonomian Jepang diproyeksikan tumbuh sebesar 1,1%, dari yang sebelumnya 0,9% pada proyeksi periode Oktober 2018. Untuk tahun depan, pertumbuhan ekonomi Jepang diproyeksikan melandai menjadi 0,5%. Walaupun ada perlambatan yang signifikan, pertumbuhan ekonomi sebesar 0,5% merupakan peningkatan dari proyeksi sebelumnya yang hanya 0,3%.
Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi kenaikan IHSG adalah: PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (+2,99%), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (+0,78%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (+1,4%), PT United Tractors Tbk/UNTR (+1,66%), dan PT Vale Indonesia Tbk/INCO (+4,24%).
Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga diperdagangkan di zona hijau: indeks Shanghai naik 0,09%, indeks Hang Seng naik 0,29%, dan indeks Kospi naik 0,86%.
Rilis data ini lantas memberikan sinyal bahwa tekanan terhadap perekonomian Jepang tak separah yang sebelumnya diekspektasikan pelaku pasar. Dalam beberapa waktu terakhir, data ekonomi yang datang dari Negeri Sakura memang terbilang mengecewakan.
Tingkat inflasi periode Desember 2018 misalnya, diumumkan sebesar 0,3% YoY, jauh melambat dari capaian November yang sebesar 0,8% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics. Laju inflasi bulan Desember juga merupakan yang terlambat sejak Oktober 2017.
Kemudian, berdasarkan Reuters Tankan Index periode Januari 2019 yang didapat dari survei terhadap perusahaan skala besar dan menengah di Jepang, optimisme pelaku usaha sektor manufaktur turun 5 poin menjadi 18 pada bulan ini, level terendah dalam 2 tahun terakhir.
Melansir Reuters, eksportir mengeluhkan lemahnya permintaan dari China dan AS. Mereka juga menyuarakan kekhawatirannya mengenai perang dagang antar 2 negara mitra dagang utamanya tersebut.
Perekonomian Jepang yang relatif kuat memang didukung dengan keputusan International Monetary Fund (IMF) yang mengerek naik proyeksi pertumbuhan ekonomi Jepang untuk tahun 2019 dan 2020, terlepas dari proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang direvisi ke bawah.
Pada tahun ini, perekonomian Jepang diproyeksikan tumbuh sebesar 1,1%, dari yang sebelumnya 0,9% pada proyeksi periode Oktober 2018. Untuk tahun depan, pertumbuhan ekonomi Jepang diproyeksikan melandai menjadi 0,5%. Walaupun ada perlambatan yang signifikan, pertumbuhan ekonomi sebesar 0,5% merupakan peningkatan dari proyeksi sebelumnya yang hanya 0,3%.
Pages
Most Popular