
Data Ekonomi & Hasil Pertemuan The Fed Bawa Bursa Asia Naik
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
31 January 2019 09:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia kompak dibuka di zona hijau pada hari ini: indeks Nikkei naik 1,34%, indeks Shanghai naik 0,22%, Hang Seng naik 0,72%, indeks Straits Times naik 0,42%, dan indeks Kospi naik 0,76%.
Rilis data ekonomi China menjadi motor bagi bursa saham regional. Pada hari ini, Manufacturing PMI versi resmi pemerintah China untuk periode Januari 2019 diumumkan di level 49,5. Walau angka di bawah 50 menandakan adanya kontraksi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, capaian bulan Januari berhasil mengalahkan konsensus Trading Economics yang sebesar 49,3.
Kemudaian, Non-Manufacturing PMI periode yang sama diumumkan di level 54,7, mengalahkan ekspektasi yang sebesar 53,9.
Selain itu, hasil pertemuan The Federal Reserve selaku bank sentral AS ikut membuat pelaku pasar saham regional bersuka cita. Mempertahankan suku bunga acuan di level 2,25-2,5%, The Fed lagi-lagi mengeluarkan pernyataan bernada kalem alias dovish. The Fed bakal lebih bersabar dalam mengeksekusi kenaikan suku bunga acuan.
"Dalam situasi ekonomi global dan pasar keuangan saat ini, serta tekanan inflasi yang minim, Komite akan bersabar dalam menentukan kenaikan suku bunga acuan berikutnya," tulis pernyataan The Fed.
Dengan berbagai risiko yang kini mengintai perekonomian AS dan dunia, memang kenaikan suku bunga acuan yang tak kelewat agresif menjadi opsi yang terbaik.
Kini, pelaku pasar menantikan hasil dari negosiasi dagang AS-China. Kemarin (30/1/2019) waktu setempat, Wakil Perdana Menteri China Liu He sudah sampai di AS dan kemudian menggelar pembicaraan dengan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer.
Negosiasi dagang kali ini menjadi sangat penting. Pasalnya, Presiden AS Donald Trump sebelumnya sudah mengancam akan menaikkan bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 200 miliar menjadi 25% dari yang sebelumnya 10%, jika kedua negara gagal mencapai kesepakatan dagang hingga tanggal 1 Maret.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Alert! Bursa Saham Eropa 'Kebakaran'...
Rilis data ekonomi China menjadi motor bagi bursa saham regional. Pada hari ini, Manufacturing PMI versi resmi pemerintah China untuk periode Januari 2019 diumumkan di level 49,5. Walau angka di bawah 50 menandakan adanya kontraksi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, capaian bulan Januari berhasil mengalahkan konsensus Trading Economics yang sebesar 49,3.
Kemudaian, Non-Manufacturing PMI periode yang sama diumumkan di level 54,7, mengalahkan ekspektasi yang sebesar 53,9.
"Dalam situasi ekonomi global dan pasar keuangan saat ini, serta tekanan inflasi yang minim, Komite akan bersabar dalam menentukan kenaikan suku bunga acuan berikutnya," tulis pernyataan The Fed.
Dengan berbagai risiko yang kini mengintai perekonomian AS dan dunia, memang kenaikan suku bunga acuan yang tak kelewat agresif menjadi opsi yang terbaik.
Kini, pelaku pasar menantikan hasil dari negosiasi dagang AS-China. Kemarin (30/1/2019) waktu setempat, Wakil Perdana Menteri China Liu He sudah sampai di AS dan kemudian menggelar pembicaraan dengan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer.
Negosiasi dagang kali ini menjadi sangat penting. Pasalnya, Presiden AS Donald Trump sebelumnya sudah mengancam akan menaikkan bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 200 miliar menjadi 25% dari yang sebelumnya 10%, jika kedua negara gagal mencapai kesepakatan dagang hingga tanggal 1 Maret.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Alert! Bursa Saham Eropa 'Kebakaran'...
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular