Data Ekonomi Bikin Pede, Indeks Shanghai Dibuka Naik
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
31 January 2019 09:04
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham di China mengawali perdagangan hari ini, Kamis (31/1/2019) di zona hijau. Indeks Shanghai dibuka menguat 0,22% ke level 2.581,33, sementara indeks Hang Seng naik 0,72% ke level 27.842,05.
Rilis data ekonomi China menjadi motor bagi bursa saham China dan Hong Kong. Pada hari ini, Manufacturing PMI versi resmi pemerintah China untuk periode Januari 2019 diumumkan di level 49,5. Walau angka di bawah 50 menandakan adanya kontraksi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, capaian bulan Januari berhasil mengalahkan konsensus Trading Economics yang sebesar 49,3.
Selain itu, data lainnya, Non-Manufacturing PMI periode yang sama diumumkan di level 54,7, mengalahkan ekspektasi yang sebesar 53,9.
Kini, pelaku pasar menantikan hasil dari negosiasi dagang AS-China. Kemarin (30/1/2019) waktu setempat, Wakil Perdana Menteri China Liu He sudah sampai di AS dan kemudian menggelar pembicaraan dengan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer.
Negosiasi dagang kali ini menjadi sangat penting. Pasalnya, Presiden AS Donald Trump sebelumnya sudah mengancam akan menaikkan bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 200 miliar menjadi 25% dari yang sebelumnya 10%, jika kedua negara gagal mencapai kesepakatan dagang hingga tanggal 1 Maret.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Yakin AS-China Bakal Damai, Bursa China Menghijau
Rilis data ekonomi China menjadi motor bagi bursa saham China dan Hong Kong. Pada hari ini, Manufacturing PMI versi resmi pemerintah China untuk periode Januari 2019 diumumkan di level 49,5. Walau angka di bawah 50 menandakan adanya kontraksi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, capaian bulan Januari berhasil mengalahkan konsensus Trading Economics yang sebesar 49,3.
Selain itu, data lainnya, Non-Manufacturing PMI periode yang sama diumumkan di level 54,7, mengalahkan ekspektasi yang sebesar 53,9.
Negosiasi dagang kali ini menjadi sangat penting. Pasalnya, Presiden AS Donald Trump sebelumnya sudah mengancam akan menaikkan bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 200 miliar menjadi 25% dari yang sebelumnya 10%, jika kedua negara gagal mencapai kesepakatan dagang hingga tanggal 1 Maret.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Yakin AS-China Bakal Damai, Bursa China Menghijau
Most Popular