Begini Kinerja VIVA yang Isunya Dibeli Erick Thohir

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
30 January 2019 19:16
Erick yang akan mendapat dana tunai dari penjualan saham klub sepak bola Seri A Italia, FC Internazionale Milano atau Inter Milan.
Foto: Detikcom
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) tiba-tiba hangat dibicarakan karena isu yang beredar, Erick Thohir, membeli sahamnya.

Erick memang akan mendapat dana tunai dari penjualan saham klub sepak bola Seri A Italia, FC Internazionale Milano atau Inter Milan.

Kinerja VIVA memang tidak sedang bagus, pasalnya hingga kuartal III-2018 perseroan tercatat merugi.


Berdasarkan laporan keuangan perseroan kuartal III-2018, VIVA mencatatkan kerugian Rp 498,04 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya, perusahaan masih mencatatkan untuk senilai Rp 30,98 miliar.

Kerugian ini terjadi karena meningkatnya beban usaha perusahaan sepanjang periode tersebut, dari Rp 1,44 triliun di akhir September 2017 menjadi Rp 1,75 triliun di akhir September tahun ini.

Selain itu juga terjadi kenaikan beban bunga dan beban keuangan menjadi Rp 338,26 miliar, dari periode sembilan bulan tahun lalu yang sebesar Rp 250,50 miliar.

Tak hanya itu, perusahaan juga mengalami rugi selisih kurs cukup besar mencapai Rp 344,61 miliar, dari sebelumnya hanya senilai Rp 6,71 miliar.


Kenaikan beban ini sayangnya tak mampu ditahan oleh pemasukan perusahaan pada periode ini, lantaran pendapatan hanya tumbuh tipis dari Rp 1,93 triliun menjadi hanya senilai Rp 1,95 triliun.

Nilai laba per sahamnya ikut tergerus dalam, dari periode yang sama tahun sebelumnya dari Rp 1.882/saham akhir kuartal III tahun lalu menjadi minus Rp 30.250 di akhir kuartal ketiga 2018.

Meski demikian, nilai kas dan setara kas perusahaan naik menjadi Rp 158,55 miliar dibanding dengan akhir tahun lalu yang sebesar Rp 81,35 miliar. Nilai aset total menjadi sebesar Rp 8,42 triliun, terdiri dari aset lancar Rp 4,16 triliun dan aset tak lancar mencapai Rp 4,25 triliun.

Total liabilitas naik menjadi Rp 6,10 triliun dalam sembilan bulan terakhir dari Rp 4,05 triliun di akhir Desember 2017. Dengan liabilitas jangka panjang mencapai Rp 2,61 triliun dan jangka pendek senilai Rp 3,49 triliun.

Total ekuitas bernilai sebesar Rp 2,31 triliun, malah turun dari posisi di akhir 2017 yang sebesar Rp 2,78 triliun.

VIVA merupakan salah satu perusahaan yang terafiliasi dengan Grup Bakrie. Resmi tercatat sebagai perusahaan publik pada 21 November 2011.

Pada saat penawaran saham perdana, saham VIVA dilepas pada harga Rp 300/saham. Harga saham VIVA saat ini jauh berada dari harga IPO, penutupan hari ini pada harga Rp 178/saham.

Saat ini, para pemegang saham VIVA yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, antara lain Credit Suisse AG Singapore Trust a/c Clients 2022904000 sebanyak 8,62%, DB Singapore A/C Ltd Obo PT Bakrie GV (FA) 864134125 sebanyak 10,88%, Raiffeisen Bank International AG, Singapore Branch S/A PT Bakrie Global Ventura sebanyak 12,04%.

Lalu, PT Bakrie Global Ventura sebanyak 9,79%, CA AG BR SA PT Bakrie Global Ventura-2023334082 sebanyak 5,35% dan publik 53,32%.
(hps/wed) Next Article Harga Saham Media Grup Bakrie Kembali Menggeliat, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular