Investor Grogi, IHSG Bentar Lagi di Bibir Jurang

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
30 January 2019 09:30
Pada pukul 9:15 WIB, penguatan IHSG tersisa 0,04% saja ke level 6.439,14.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tampaknya sedikit lagi akan mencicipi zona merah kendati dibuka menguat 0,14% ke level 6.445,41. Pada pukul 9:15 WIB, penguatan IHSG tersisa 0,04% saja ke level 6.439,14.

Jika benar terjun ke zona merah nantinya, maka performa IHSG akan senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga diperdagangkan melemah. Indeks Nikkei turun 0,51%, indeks Shanghai turun 0,15%, indeks Hang Seng turun 0,28%, indeks Straits Times turun 0,02%, dan indeks Kospi turun 0,03%.

Pada saat pembukaan perdagangan, mayoritas bursa saham utama kawasan Asia membukukan penguatan, seiring dengan rilis laporan keuangan Apple yang mampu mengalahkan ekspektasi analis.

Selepas perdagangan di Wall Street berakhir, Apple mengumumkan pendapatan untuk kuartal-I tahun fiskal 2019 senilai US$ 84,3 miliar, di atas konsensus yang dihimpun oleh Refinitiv senilai US$ 83,97 miliar. Sementara itu, laba bersih per saham diumumkan sebesar US$ 4,18, juga di atas konsensus yang sebesar US$ 4,17.

Sentimen positif lainnya bagi bursa saham regional datang dari rilis data ekonomi di Jepang. Penjualan barang-barang ritel periode Desember 2018 diumumkan tumbuh sebesar 1,3% YoY, mengalahkan konsensus yang sebesar 0,8% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics.

Di sisi lain, kekhawatiran terkait dengan negosiasi dagang AS-China nampak lebih dominan dalam mendikte jalannya perdagangan bursa saham regional. Pada 30 dan 31 Januari waktu setempat di Washington, AS, Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dijadwalkan menggelar negosiasi dagang dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He.

Negosiasi dagang kali ini hampir dapat dipastikan berjalan alot, menyusul dakwaan yang dijatuhkan oleh AS kepada perusahaan teknologi asal China, Huawei, chief financial officer-nya, dan dua afiliasi atas dugaan penipuan bank untuk melanggar sanksi terhadap Iran.

Dalam dakwaan yang diajukan di New York, AS, Departemen Kehakiman mengatakan Huawei telah menyesatkan sebuah bank global dan otoritas AS mengenai hubungannya dengan anak usaha, Skycom dan Huawei Device USA, demi menjalankan bisnis di Iran.

Kemudian, AS juga mendakwa Huawei lantaran diyakini mencuri kekayaan intelektual milik T-Mobile.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Perang Dagang Curi Perhatian Investor, IHSG Jatuh 0,42%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular