
Sempat Menguat, Saham Mandiri Kini Melemah & Dilepas Asing
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
29 January 2019 11:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) kini diperdagangkan melemah 1,05% ke level Rp 7.100/saham. Padahal, saham BMRI sempat melesat hingga 1,05% ke level Rp 7.250/saham dan menjadi salah satu motor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk melaju di zona hijau.
Kini seiring dengan koreksi pada harga saham BMRI, IHSG melemah 0,09% ke level 6.452,9.
Aksi jual atas saham BMRI banyak dilakukan oleh investor asing. Hingga berita ini diturunkan, saham BMRI dijual bersih senilai Rp 120,6 miliar, terbesar dibandingkan jual bersih atas saham-saham lainnya.
Pada pagi hari tadi, laba bersih perusahaan yang berhasil mengungguli ekspketasi membuat aksi beli dilakukan oleh investor. Kemarin sore (28/1/2019), BMRI mengumumkan laba bersih senilai Rp 25 triliun untuk tahun 2018, mengalahkan konsensus yang dihimpun oleh Refinitiv senilai Rp 24,3 triliun.
Namun, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) hanya tercatat senilai Rp 54,6 triliun, cukup jauh di bawah konsensus yang senilai Rp 56,9 triliun. NII yang tak mampu memenuhi ekspektasi tentu menimbulkan kekhawatiran bagi investor. Pasalnya, NII menyumbang sebesar 63,7% dari total pendapatan operasional perusahaan yang senilai Rp 85,8 triliun.
NII yang tak mampu memenuhi ekspektasi salah satunya disebabkan oleh marjin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang turun sebesar 9 bps sepanjang tahun lalu menjadi 5,74%.
Tak berlebihan jika NIM dikatakan sebagai 'nyawa' dari operasional sebuah bank. Dengan NIM yang lebih besar, sebuah bank bisa mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi kala menyalurkan kredit dalam besaran yang sama.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Top! Asing Borong Rp 1,08 T, Saham BMRI Melesat 8,81%
Kini seiring dengan koreksi pada harga saham BMRI, IHSG melemah 0,09% ke level 6.452,9.
Aksi jual atas saham BMRI banyak dilakukan oleh investor asing. Hingga berita ini diturunkan, saham BMRI dijual bersih senilai Rp 120,6 miliar, terbesar dibandingkan jual bersih atas saham-saham lainnya.
Namun, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) hanya tercatat senilai Rp 54,6 triliun, cukup jauh di bawah konsensus yang senilai Rp 56,9 triliun. NII yang tak mampu memenuhi ekspektasi tentu menimbulkan kekhawatiran bagi investor. Pasalnya, NII menyumbang sebesar 63,7% dari total pendapatan operasional perusahaan yang senilai Rp 85,8 triliun.
NII yang tak mampu memenuhi ekspektasi salah satunya disebabkan oleh marjin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang turun sebesar 9 bps sepanjang tahun lalu menjadi 5,74%.
Tak berlebihan jika NIM dikatakan sebagai 'nyawa' dari operasional sebuah bank. Dengan NIM yang lebih besar, sebuah bank bisa mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi kala menyalurkan kredit dalam besaran yang sama.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Top! Asing Borong Rp 1,08 T, Saham BMRI Melesat 8,81%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular