AS-China Tegang Gara-gara Huawei, Rupiah Jadi Korbannya

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 January 2019 10:32
Kasus Huawei Bisa Hancurkan Harapan Damai Dagang
Ilustrasi Rupiah (REUTERS / Beawiharta)
Investor sepertinya sedang grogi untuk masuk ke pasar keuangan Asia. Pasalnya, ada perkembangan terbaru dari hubungan AS-China dan itu bukan kabar gembira. 

AS resmi mengajukan tuntutan hukum kepada perusahaan telekomunikasi asal China, Huawei. Raksasa telekomunikasi ini dituding melakukan bisnis dengan pihak Iran yang sedang dikenakan sanksi oleh Negeri Adidaya. 

Tidak hanya itu, Huawei juga tersangkut kasus pencurian teknologi. Karyawan Huawei disebut mencuri teknologi robotik dari T-Mobile.  

"Tindakan Huawei merupakan bentuk eksploitasi terhadap perusahaan AS dan mengancam persaingan usaha yang sehat. Tindakan itu bisa membuat pemerintah negara lain untuk memodifikasi atau mencuri informasi, memata-matai, atau mengendalikan," tegas Direktur FBI Christopher Wray, mengutip Reuters. 

Merespons aksi AS, China pun meradang. Wen Ku, pejabat senior di Kementerian Industri dan Teknologi Komunikasi China, menyebut langkah AS tidak adil dan tidak bermoral. 

Ketegangan Washington-Beijing akibat kasus Huawei bisa mengancam proses damai dagang yang sedang dibangun oleh kedua negara. Apalagi pada 30-31 Januari nanti, Wakil Perdana Menteri China Liu He akan bertandang ke Washington untuk melakukan dialog dagang dengan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin. 

Kasus Huawei yang mengemuka bisa mengancam kelancaran dialog ini. Mungkin saja perdebatan akan memanas dan jalan menuju damai dagang terputus. 

Melihat situasi ini, pelaku pasar memilih bermain aman. Aset-aset berisiko di negara berkembang Asia mengalami tekanan jual. Hasilnya, rupiah dkk menjadi tidak berdaya.  

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular