Sulit Geser Ringgit, Rupiah Setia di Posisi Dua

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
28 January 2019 12:40
Tunggu Rapat The Fed, Dolar AS Malah Tertekan
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Terlihat bahwa dolar AS melemah di hadapan hampir seluruh mata uang utama Asia. Tidak hanya di Benua Kuning, dolar AS juga tertekan di tingkat global. 

Pada pukul 12:13 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) masih terkoreksi 0,08%. Dalam sebulan terakhir, indeks ini melemah 0,61% dan 3 ke belakang pelemahannya mencapai 1,34%. 



Hari ini, gerak dolar AS terbeban oleh penantian investor terhadap rapat komite pengambil kebijakan The Federal Reserves/The Fed atau Federal Open Market Committee (FOMC) pada 29-30 Januari waktu setempat. Pelaku pasar memperkirakan Jerome 'Jay' Powell dan kolega masih mempertahankan suku bunga acuan di 2,25-2,5% atau median 2,375%. 

Mengutip CME Fedwatch, probabilitas Federal Funds Rate dipertahankan mencapai 98,9%. Amat sangat hampir pasti kemungkinan besar tidak ada kenaikan. 

Selain itu, pelaku pasar juga berekspektasi The Fed akan kembali mengutarakan sinyal-sinyal bernada hati-hati. Akhir-akhir ini, Powell dan sejawat memang agak sering mengeluarkan pernyataan berirama dovish

"Kami bisa sabar pada 2019, ada momentum untuk itu. Bank sentral akan menentukan suku bunga acuan di setiap rapat dengan mengacu kepada data. Kami akan melihat perkembangan ekonomi global, dan beberapa data menunjukkan ada perlambatan," papar Clarida dalam wawancara di Fox Business, mengutip Reuters, belum lama ini. 

Tanpa dukungan kenaikan suku bunga acuan, berinvestasi di dolar AS menjadi kurang menarik. Greenback pun perlahan semakin jelas menjauh dari gelar raja mata uang dunia yang direngkuh tahun lalu, kala The Fed menaikkan suku bunga sampai empat kali. 

Faktor lain yang mendukung keperkasaan rupiah adalah harga minyak. Pada pukul 12:22 WIB, harga minyak jenis brent turun 0,47% sementara light sweet terkoreksi 0,63%. Dalam sepekan terakhir, harga brent amblas 2,04% dan light sweet jatuh 1,31%. 

 

Penurunan harga minyak menjadi berkah buat rupiah. Sebab, ketika harga minyak turun maka biaya impornya menjadi lebih murah.  

Akibatnya, tekanan di neraca perdagangan dan transaksi berjalan (current account) akan sedikit mereda. Rupiah pun punya ruang untuk menguat karena pasokan devisa dari ekspor-impor barang dan jasa yang lebih baik.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular