
Dolar Tampak Tak Berdaya di Hadapan Rupiah, Gegara China?
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
23 January 2019 13:31

Agresifnya pemerintah China dalam menetralisir tekanan terhadap perekonomian membuat investor di pasar keuangan Indonesia berani memasang mode risk-on dengan memburu instrumen berisiko seperti saham. Akibatnya, dolar AS selaku safe haven menjadi ditinggalkan.
Hingga akhir sesi 1, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membukukan penguatan sebesar 0,13% ke level 6.476,98.
Kementerian Keuangan China pada hari ini menegaskan komitmennya untuk menggelontorkan stimulus fiskal pada tahun ini, termasuk pemotongan tingkat pajak dan biaya lebih lanjut. Para ekonom mengatakan bahwa stimulus fiskal tersebut bisa diumumkan pada pertemuan parlemen tahunan di bulan Maret.
Stimulus fiskal ini diberikan guna mendukung laju ekonomi Negeri Panda. Pada hari Senin (21/1/2019), ekonomi China diumumkan tumbuh sebesar 6,6% pada tahun 2018, laju terlemah sejak 1990.
Pada tahun 2018, China memberikan stimulus fiskal berupa pemotongan tingkat pajak dan biaya senilai CNY 1,3 triliun. Melansir Reuters, beberapa analis kini percaya bahwa China dapat memberlakukan pemotongan pajak dan biaya senilai CNY 2 triliun. Selain itu, China juga diyakini akan memperbolehkan pemerintah daerah untuk menerbitkan obligasi khusus (special bond) senilai CNY 2 triliun yang sebelumnya banyak digunakan untuk membiayai proyek-proyek penting. (ank/ank)
Hingga akhir sesi 1, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membukukan penguatan sebesar 0,13% ke level 6.476,98.
Kementerian Keuangan China pada hari ini menegaskan komitmennya untuk menggelontorkan stimulus fiskal pada tahun ini, termasuk pemotongan tingkat pajak dan biaya lebih lanjut. Para ekonom mengatakan bahwa stimulus fiskal tersebut bisa diumumkan pada pertemuan parlemen tahunan di bulan Maret.
Pada tahun 2018, China memberikan stimulus fiskal berupa pemotongan tingkat pajak dan biaya senilai CNY 1,3 triliun. Melansir Reuters, beberapa analis kini percaya bahwa China dapat memberlakukan pemotongan pajak dan biaya senilai CNY 2 triliun. Selain itu, China juga diyakini akan memperbolehkan pemerintah daerah untuk menerbitkan obligasi khusus (special bond) senilai CNY 2 triliun yang sebelumnya banyak digunakan untuk membiayai proyek-proyek penting. (ank/ank)
Next Page
Harga Minyak Masih Loyo
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular