
Tak Terpengaruh Wall Street, Bursa Asia ke Zona Hijau
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
23 January 2019 09:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia diperdagangkan di zona hijau pada hari ini, Rabu (23/1/2019). Hingga pukul 8:59 WIB, indeks Shanghai naik 0,16%, indeks Hang Seng naik 0,2%, dan indeks Kospi naik 0,29%. Sementara itu, indeks Nikkei turun 0,29% dan indeks Straits Times turun 0,2%.
Bursa saham kawasan regional berhasil mengabaikan pelemahan Wall Street. Pada dini hari tadi, indeks Dow Jones ditutup anjlok 1,22%, indeks S&P 500 amblas 1,42%, dan indeks Nasdaq Composite terpangkas 1,91%.
Sentimen negatif berupa revisi ke bawah atas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia oleh International Monetary Fund (IMF) tampak sudah selesai di price-in oleh pelaku pasar pada perdagangan kemarin (22/1/2019).
IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini menjadi 3,5%, dari yang sebelumnya 3,7% pada proyeksi bulan Oktober. Untuk tahun 2020, pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan sebesar 3,6%, turun dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 3,7%.
Namun, pelaku pasar perlu mewaspadai dampak dari rilis data ekonomi di Jepang. Pada hari ini, ekspor periode Desember 2018 diumumkan terkontraksi sebesar 3,8% YoY, lebih buruk dari konsensus yang hanya memperkirakan kontraksi sebesar 1,9% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics. Sementara itu, impor hanya tumbuh 1,9% YoY, di bawah konsensus yang sebesar 3,7% YoY.
Kinerja perdagangan internasional Jepang yang mengecewakan bisa memantik sell-off di bursa saham regional.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat
Bursa saham kawasan regional berhasil mengabaikan pelemahan Wall Street. Pada dini hari tadi, indeks Dow Jones ditutup anjlok 1,22%, indeks S&P 500 amblas 1,42%, dan indeks Nasdaq Composite terpangkas 1,91%.
Sentimen negatif berupa revisi ke bawah atas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia oleh International Monetary Fund (IMF) tampak sudah selesai di price-in oleh pelaku pasar pada perdagangan kemarin (22/1/2019).
Namun, pelaku pasar perlu mewaspadai dampak dari rilis data ekonomi di Jepang. Pada hari ini, ekspor periode Desember 2018 diumumkan terkontraksi sebesar 3,8% YoY, lebih buruk dari konsensus yang hanya memperkirakan kontraksi sebesar 1,9% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics. Sementara itu, impor hanya tumbuh 1,9% YoY, di bawah konsensus yang sebesar 3,7% YoY.
Kinerja perdagangan internasional Jepang yang mengecewakan bisa memantik sell-off di bursa saham regional.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular