
Rupiah Kehilangan Daya Gentar
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 January 2019 09:25

Apa yang membuat rupiah kehilangan daya gentarnya? Sepertinya pelaku pasar mencermati perkembangan di Jepang. Berdasarkan jajak pendapat yang digelar Reuters, kemungkinan Negeri Matahari Terbit jatuh ke jurang resesi semakin besar.
Aura gloomy semakin terlihat kala jajak pendapat lain (yang juga dilakukan Reuters) menunjukkan bahwa hanya sepertiga perusahaan Jepang yang berniat untuk menambah belanja modal pada tahun fiskal ini. Sisanya masih wait and see, belum berani bersikap karena menantikan dinamika friksi dagang AS vs China.
"Kami sangat merasakan dampak perang dagang AS-China. Oleh karena itu, kami menurunkan belanja modal sampai ada titik terang," ungkap salah seorang manajer yang berpartisipasi dalam jajak pendapat.
"Ketidakpastian ekonomi global membuat perusahaan di Jepang ragu-ragu untuk berinvestasi," sebut manajer perusahaan lainnya.
Jajak pendapat ini dilakukan secara bulanan, melibatkan 480 perusahaan besar dan menengah. Sekitar 250 responden menjawab dengan memberikan penjelasan seputar rencana belanja modal.
Perkembangan ini membuat pelaku pasar semakin mencemaskan Jepang. Jangan-jangan ancaman resesi bukan sekadar isapan jempol, tetapi sudah di depan mata.
Jepang adalah perekonomian terbesar kedua di Asia, dan nomor 3 dunia. Ketika Jepang bermasalah, maka Asia dan dunia akan merasakan dampaknya.
Akibatnya, investor memilih untuk berganti mode dari agresif menjadi bermain aman. Ini tentu bukan kabar baik buat rupiah, sehingga tidak heran penguatan rupiah habis tandas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Aura gloomy semakin terlihat kala jajak pendapat lain (yang juga dilakukan Reuters) menunjukkan bahwa hanya sepertiga perusahaan Jepang yang berniat untuk menambah belanja modal pada tahun fiskal ini. Sisanya masih wait and see, belum berani bersikap karena menantikan dinamika friksi dagang AS vs China.
"Kami sangat merasakan dampak perang dagang AS-China. Oleh karena itu, kami menurunkan belanja modal sampai ada titik terang," ungkap salah seorang manajer yang berpartisipasi dalam jajak pendapat.
Jajak pendapat ini dilakukan secara bulanan, melibatkan 480 perusahaan besar dan menengah. Sekitar 250 responden menjawab dengan memberikan penjelasan seputar rencana belanja modal.
Perkembangan ini membuat pelaku pasar semakin mencemaskan Jepang. Jangan-jangan ancaman resesi bukan sekadar isapan jempol, tetapi sudah di depan mata.
Jepang adalah perekonomian terbesar kedua di Asia, dan nomor 3 dunia. Ketika Jepang bermasalah, maka Asia dan dunia akan merasakan dampaknya.
Akibatnya, investor memilih untuk berganti mode dari agresif menjadi bermain aman. Ini tentu bukan kabar baik buat rupiah, sehingga tidak heran penguatan rupiah habis tandas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular