Gubernur BI Sampaikan 3 Poin Update Ekonomi Terkini

Iswari Anggit Pramesti, CNBC Indonesia
18 January 2019 14:47
Perry Warjiyo menyampaikan update terkini terkait perekonomian Indonesia memasuki kuartal pertama tahun 2019 ini.
Foto: Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara)
Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan update terkini terkait perekonomian Indonesia memasuki kuartal pertama tahun 2019 ini. Berbekal dari indikator positif di berbagai sektor perekonomian tahun 2018, serta ketegangan ekonomi global yang mulai berkurang, Perry optimis dapat melalui tahun politik ini dengan baik.

Usai menunaikan sholat Jumat, ada tiga poin kondisi ekonomi Indonesia di Bulan Januari 2019 yang disampaikan Perry pada awak media. Pertama, Perry menjelaskan kalau inflasi tetap rendah sampai minggu ketiga bulan ini, sebesar 0,5% month to month (mtm) atau 3% year on year (yoy).

Perry juga menjelaskan kalau harga komoditas masih normal, meski ada sedikit kenaikkan pada harga bawang merah, daging ayam ras, tomat sayur, dan emas.

"Secara keseluruhan inflasi tetap rendah dan terkendali. Inflasi tahun 2019 bisa di bawah titik tengah sasaran yang sebesar 3,5% plus minus 1%. Jadi memang ada kemungkinan inflasi di bawah itu," jelas Perry, Jumat (18/1/2019).

Gubernur BI Sampaikan 3 Poin Update Ekonomi TerkiniFoto: Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo (REUTERS/Willy Kurniawan)


Kedua, Perry mengungkapkan kalau aliran masuk modal asing terus berlanjut. Di Bulan Desember 2018 aliran masuk modal asing sebesar US$ 1,9 miliar. Sementara itu, sampai tanggal 17 Januari 2019 ini secara keseluruhan inflow sudah berjumlah Rp 14,75 triliun year to date. Aliran masuk modal asing ini terdiri dari SBN sebesar Rp 11,48 triliun, dan saham sebesar Rp 3,21 triliun.

"Ini membuktikan confidence investor global terhadap Indonesia kuat. Investor merespon baik kebijakan BI, OJK, dan pemerintah. Prospek ekonomi ke depan tentu akan lebih baik, di mana stabilitas terjaga, current account defisit juga menurun."

"Premiere risk dari pasar keuangan global dari indikator CDS, yakni selisih suku bunga obligsi pemerintah dengan US treasury, sekarang turun menjadi 124,1 spreadnya, padahal sebelumnya 126,3. Ini menunjukkan kalau confidence terlihat," sambungnya.

Terakhir, Perry menegaskan kalau nilai tukar rupiah bergerak stabil, seiring dengan mekanisme pasar yang berjalan baik, termasuk transaksi domestik non delivery forward (DNDF).

"Ada beberapa faktor yang mendukung kestabilan nilai tukar rupiah, seperti respon pemerintah menurunkan CAD, kemudian masuknya aliran modal asing yang menambah supply di pasar valas, dan mekanisme pasar yang kami sampaikan tadi."

Agar menjaga perekonomian 2019 tetap stabil dan menguat, BI akan terus berkoordinasi dengan pemangku kebijakan lain, seperti OJK, Kemenkeu, Kemenko Perekonomian, dan kemeterian-lembaga terkait lainnya.




(dru) Next Article Gerak Cepat, Ini 5 Kebijakan Baru BI di Tengah Virus Corona

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular