
Analisis Teknikal
Poundsterling Mulai Lemah Jelang Voting Brexit
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
15 January 2019 20:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Jelang voting proposal Brexit di parlemen Inggris tengah malam nanti, mata uang poundsterling inggris (GBP) kembali melemah terhadap dolar AS. Hingga pukul 19:18 WIB, GBP melemah 0,15% dengan berada di level 1.284 per dolar AS.
Dalam usaha meraih simpati parlemen malam ini, posisi Theresa May digoyang oleh Partai Buruh. Jeremy Corbyn, Pemimpin Partai Buruh, menegaskan pihaknya akan mendorong pelaksanaan pemilu yang dipercepat pada Februari atau Maret. Sedianya pemilu di tersebut akan dilakukan pada 2022.
Jika kemudian dalam Pemilu tersebut Partai Buruh menjadi pemenang, maka Corbyn mengusulkan negosiasi ulang dengan Uni Eropa. Dia menilai masih ada waktu sebelum London resmi berpisah dengan Brussel pada 29 Maret mendatang.
Ketidakpastian politik di Inggris ini membuat pasar memilih bermain aman. Pelaku pasar nampak kembali ke instrumen aman (safe haven) yaitu dolar AS.
Secara teknikal, Wajar jika GBP mengalami koreksi mengingat posisinya sudah memasuki wilayah jenuh belinya (overbought), berdasarkan indikator teknikal stochastic slow.
Meskipun demikian, pergerakan GBP secara jangka pendek masih lebih unggul terhadap dolar AS. Hal ini terlihat dari posisinya yang bergerak di atas nilai rata-ratanya selama lima hari (moving average/MA5).
Secara pergerakan tren, GBP dalam tren kenaikan terhadap dolar AS. Hal ini terlihat dari pergerakan grafik yang membentuk puncak-puncak yang lebih tinggi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Dengan Modal Rp 100 Ribu, Ini Pilihan Investasi Legal yang Bisa Dicoba
Dalam usaha meraih simpati parlemen malam ini, posisi Theresa May digoyang oleh Partai Buruh. Jeremy Corbyn, Pemimpin Partai Buruh, menegaskan pihaknya akan mendorong pelaksanaan pemilu yang dipercepat pada Februari atau Maret. Sedianya pemilu di tersebut akan dilakukan pada 2022.
Jika kemudian dalam Pemilu tersebut Partai Buruh menjadi pemenang, maka Corbyn mengusulkan negosiasi ulang dengan Uni Eropa. Dia menilai masih ada waktu sebelum London resmi berpisah dengan Brussel pada 29 Maret mendatang.
Secara teknikal, Wajar jika GBP mengalami koreksi mengingat posisinya sudah memasuki wilayah jenuh belinya (overbought), berdasarkan indikator teknikal stochastic slow.
![]() |
Meskipun demikian, pergerakan GBP secara jangka pendek masih lebih unggul terhadap dolar AS. Hal ini terlihat dari posisinya yang bergerak di atas nilai rata-ratanya selama lima hari (moving average/MA5).
Secara pergerakan tren, GBP dalam tren kenaikan terhadap dolar AS. Hal ini terlihat dari pergerakan grafik yang membentuk puncak-puncak yang lebih tinggi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Dengan Modal Rp 100 Ribu, Ini Pilihan Investasi Legal yang Bisa Dicoba
Most Popular