Pasar Masih Optimistis, Lelang SBN Diminati Rp 55,67 T

Irvin Avriano A.  , CNBC Indonesia
15 January 2019 19:08
Lelang surat berharga negara (SBN) yang digelar pemerintah hari ini mendapatkan permintaan Rp 55,67 triliun, dimenangkan Rp 27,75 triliun.
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani Memimpin Konferensi pers kinerja APBN 2018 di Kementerian Keuangan (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Lelang surat berharga negara (SBN) yang digelar pemerintah hari ini mendapatkan permintaan Rp 55,67 triliun, di atas permintaan dalam lelang sebelumnya sehingga mencerminkan optimisme pelaku pasar.

Dalam lelang enam seri SBN pada Selasa (15/1/2019), pemerintah hanya memenangkan sebesar Rp 27,75 triliun, jumlahnya di atas target minimal penerbitan yakni Rp 15 triliun. Hanya saja besaran penerbitan ini masih di bawah target maksimal Rp 30 triliun dan lebih rendah dari penerbitan lelang terakhir Rp 28,25 triliun.

"Memang di atas target Rp 15 triliun, [hal itu juga didukung kebijakan] pemerintah juga masih tetap menerapkan strategi front loading [penerbitan lebih banyak di awal tahun] pada tahun ini," ujar Analis Fixed Income PT Mandiri Sekuritas Yudistira Yudadisastra, di Jakarta, Selasa sore ini. 

Nilai permintaan peserta lelang dan nilai penerbitannya juga masih lebih tinggi dari rerata permintaan dan penerbitan tahun lalu masing-masing Rp 41,6 triliun dan Rp 17,02 triliun. 

Hasil Lelang Surat Berharga Negara (SBN)
15-Jan-19SPN 03190416SPN 12200106FR0077FR0078FR0068FR0079
Jatuh tempo26-Dec-186-Jun-1911-Jan-0015-May-2915-Mar-3415-Apr-39
Kupon imbal hasilDiskontoDiskonto8.125%8.25%8.375%8.375%
Yield rerata tertimbang5.8%6.05%7.91369%8.00627%8.37124%8.45996%
Penawaran masuk 6,2355,25024,35012,2263,9093,699
Penawaran dimenangkan 2,0003,0009,1508,5502,5002,550
Kompetitif dimenangkan 1,0001,5006,4057,0272,1412,018
Persentase kmpttf thd dimenangkan 50%50%70%82%86%79%
Target indikatif15,000     
Target maksimal30,000     
Total penawaran masuk 55,670     
Penerbitan 27,750     
Rerata penawaran 201955,274     
Rerata penerbitan 201928,250     
Rerata penawaran 201841,602     
Rerata penerbitan 201817,025     
(Rp miliar)
Sumber: DJPPR Kemenkeu

Optimisme pelaku pasar tersebut juga didukung kondisi saat ini di mana nilai kepemilikan investor asing masih tetap tinggi di pasar. 

Data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu menunjukkan kepemillikan asing di SBN mencapai Rp 901,51 triliun atau porsinya 37,74% dari total SBN beredar sebesar Rp 2.388 triliun.

Angka itu masih berada di kisaran atas level psikologis Rp 900 triliun, dan baru menyentuh angka tertinggi ketika terjadi pada 9 Januari lalu saat asing memiliki Rp 904 triliun. Lelang hari ini dilakukan ketika pasar obligasi sedang terkoreksi.

Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

UN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun. Seri paling terkoreksi adalah seri 5 tahun dengan kenaikan yield 7,3 basis poin (bps) menjadi 7,97%. Besaran 100 bps setara dengan 1%. Koreksi itu juga terjadi di tiga seri acuan lain. 

Yield Obligasi Negara Acuan 15 Jan 2019
SeriJatuh tempoYield 14 Jan 2019 (%) Yield 15 Jan 2019 (%)Selisih (basis poin)Yield wajar IBPA 15 Jan'19
FR00775 tahun7.8977.977.307.8817
FR007810 tahun7.9798.0072.807.9811
FR006815 tahun8.3358.3885.308.3875
FR007920 tahun8.3978.4424.508.4102
Avg movement4.98
Sumber: Refinitiv   

TIM RISET CNBC INDONESIA

(tas) Next Article Bertemu Titik Jenuh, Reli Harga Obligasi Diprediksi Terhenti

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular