Analisis Teknikal

Sesi I Penguatan IHSG mulai Terkikis, Mampukah IHSG Bertahan?

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
15 January 2019 13:06
Tahun lalu neraca dagang defisit US$1,1 miliar atau membaik dari defisit 2017 sebesar US$2,05 miliar.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sementara waktu masih menguat 0,24% ke level 6.351. Penguatan IHSG cenderung terkikis setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data neraca dagang yang kembali mengalami defisit selama tiga bulan berturut-turut.

Sebagian besar indeks sektoral yang terangkum dalam IHSG masih menguat. Penguatan tersebut diikuti inflow dana-dana asing. Hingga sesi satu asing tercatat beli bersih (net buy) senilai Rp 196 miliar di pasar reguler.

Defisit neraca dagang bulan Desember 2019 diumumkan senilai US$1,1 miliar, lebih baik jika dibandingkan defisit bulan November yang senilai US$2,05 miliar. Meskipun membaik, pelaku pasar nampak khawatir terhadap data transaksi berjalan kuartal ke empat 2018, karena neraca dagang mencatatkan defisit selama tiga bulan berturut-turut.

Secara teknikal, IHSG masih dalam jalur kenaikannya (uptrend) dalam jangka pendek. Hal ini terlihat dari posisinya yang bergerak di atas garis rata-rata nilainya selama 5 hari (moving average/MA5).
Penguatan IHSG Terkikis, Mampukah IHSG Sesi II Bertahan?Sumber: Refinitif
Meskipun demikian IHSG sudah memasuki level jenuh belinya (overbought), menurut indikator teknikal stochastic slow.

Terbentuknya pola doji menunjukkan bahwa IHSG masih berkonsolidasi atau cenderung bergerak variatif.

TIM RISET CNBC INDONESIA



(yam/roy) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular