
Usai Tertekan Aksi Jual, Bursa Asia Rebound
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
15 January 2019 09:18

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia dibuka di zona hijau pada perdagangan hari ini: indeks Shanghai naik 0,06%, indeks Hang Seng naik 0,84%, indeks Straits Times naik 0,56%, dan indeks Kospi naik 0,22%.
Bursa saham kawasan Asia berhasil rebound setelah kemarin (14/1/2019) diterpa tekanan jual yang besar. Kemarin, indeks Shanghai turun 0,71%, indeks Hang Seng turun 1,38%, indeks Straits Times turun 0,79%, dan indeks Kospi turun 0,53%.
Tekanan jual bagi bursa saham regional berasal dari rilis data perdagangan internasional China. Kemarin pagi, ekspor periode Desember 2018 dimumkan terkontraksi sebesar 4,4% YoY, di bawah konsensus yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 3% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics. Impor juga anjlok hingga 7,6% YoY, juga di bawah ekspektasi yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 5% YoY.
Pada perdagangan hari ini, investor akan mencermati rilis data penyaluran kredit baru di China periode Desember yang dijadwalkan rilis pada pukul 16:00 WIB. Rilis data ini akan memberikan petunjuk lebih lanjut kepada investor mengenai seberapa besar tekanan yang menghantam perekonomian terbesar di Asia tersebut.
Selain itu, investor akan mencermati perkembangan terkait dengan penutupan sebagian pemerintahan AS (partial government shutdown) dan pemungutan suara di parlemen terkait dengan proposal Brexit yang sudah disepakati pemerintahan Perdana Menteri Theresa May dengan Uni Eropa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Bursa Saham Asia Berguguran, Hanya IHSG yang Hijau!
Bursa saham kawasan Asia berhasil rebound setelah kemarin (14/1/2019) diterpa tekanan jual yang besar. Kemarin, indeks Shanghai turun 0,71%, indeks Hang Seng turun 1,38%, indeks Straits Times turun 0,79%, dan indeks Kospi turun 0,53%.
Tekanan jual bagi bursa saham regional berasal dari rilis data perdagangan internasional China. Kemarin pagi, ekspor periode Desember 2018 dimumkan terkontraksi sebesar 4,4% YoY, di bawah konsensus yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 3% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics. Impor juga anjlok hingga 7,6% YoY, juga di bawah ekspektasi yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 5% YoY.
Selain itu, investor akan mencermati perkembangan terkait dengan penutupan sebagian pemerintahan AS (partial government shutdown) dan pemungutan suara di parlemen terkait dengan proposal Brexit yang sudah disepakati pemerintahan Perdana Menteri Theresa May dengan Uni Eropa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Bursa Saham Asia Berguguran, Hanya IHSG yang Hijau!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular