
Lagi, Gaduh Politik Diprediksi Tekan Wall Street
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
14 January 2019 19:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street berpotensi dibuka melemah pada perdagangan hari ini: kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan penurunan sebesar 243 poin, sementara S&P 500 dan Nasdaq Composite diimplikasikan turun masing-masing sebesar 27 dan 83 poin.
Kegaduhan politik terkait penutupan sebagian pemerintahan AS (partial government shutdown) lagi-lagi akan membawa Wall Street ke zona merah. Hingga kini, terhitung sudah 23 hari pemerintahan AS berjalan dengan pincang, menjadikannya yang terpanjang di era modern.
Shutdown kali ini terjadi lantaran partai Republik dan Demokrat tak mampu menyepakati anggaran belanja negara, seiring dengan adanya ketidaksepahaman mengenai anggaran untuk pembangunan infrastruktur perbatasan AS-Meksiko.
Berdasarkan perhitungan lembaga pemeringkat kenamaan dunia S&P Global Ratings, jika pemerintahan AS lumpuh selama 2 minggu lagi (terhitung sejak Jumat, 11/1/2019), maka kerugian yang ditanggung oleh perekonomian AS akan mencapai lebih dari US$ 6 miliar atau lebih besar dari anggaran tembok perbatasan AS-Meksiko senilai US$ 5,7 miliar yang diajukan oleh Presiden AS Donald Trump.
Hingga hari Jumat, perekonomian AS disebut sudah menanggung kerugian senilai US$ 3,6 miliar. Nilai tersebut dihitung berdasarkan kerugian yang berkaitan dengan shutdown seperti hilangnya produktivitas dari pekerja yang dirumahkan dan penurunan penjualan dari para kontraktor ke pemerintah.
Celakanya, sampai saat ini belum ada tanda-tanda bahwa partai Republik dan Demokrat akan berkompromi untuk kembali membuka pemerintahan.
Mulai hari ini, pelaku pasar akan menghadapi musim rilis laporan keuangan alias earnings season. Pada hari ini, Citigroup yang merupakan bank terbesar ke-4 di AS dari sisi aset dijadwalkan merilis laporan keuangan periode kuartal-IV 2018.
Pada hari ini, tidak ada data ekonomi yang dijadwalkan dirilis dan tidak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir
Kegaduhan politik terkait penutupan sebagian pemerintahan AS (partial government shutdown) lagi-lagi akan membawa Wall Street ke zona merah. Hingga kini, terhitung sudah 23 hari pemerintahan AS berjalan dengan pincang, menjadikannya yang terpanjang di era modern.
Shutdown kali ini terjadi lantaran partai Republik dan Demokrat tak mampu menyepakati anggaran belanja negara, seiring dengan adanya ketidaksepahaman mengenai anggaran untuk pembangunan infrastruktur perbatasan AS-Meksiko.
Hingga hari Jumat, perekonomian AS disebut sudah menanggung kerugian senilai US$ 3,6 miliar. Nilai tersebut dihitung berdasarkan kerugian yang berkaitan dengan shutdown seperti hilangnya produktivitas dari pekerja yang dirumahkan dan penurunan penjualan dari para kontraktor ke pemerintah.
Celakanya, sampai saat ini belum ada tanda-tanda bahwa partai Republik dan Demokrat akan berkompromi untuk kembali membuka pemerintahan.
Mulai hari ini, pelaku pasar akan menghadapi musim rilis laporan keuangan alias earnings season. Pada hari ini, Citigroup yang merupakan bank terbesar ke-4 di AS dari sisi aset dijadwalkan merilis laporan keuangan periode kuartal-IV 2018.
Pada hari ini, tidak ada data ekonomi yang dijadwalkan dirilis dan tidak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular