
Ekonomi China Tersendat, Harga Batu Bara Amblas 0,25%
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
11 January 2019 09:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada penutupan perdangan kemarin (10/1/2019), harga batu bara Newcastle kembali amblas sebesar 0,25% ke level US$ 98,10/metrik ton, setelah sebelumnya ditutup menguat sebesar 0,31% di posisi US$ 98,1/metrik ton.

Performa mingguan harga batu bara mencatatkan pelemahan sebesar 1,66% secara point-to point. Sedangkan bila ditelusuri lebih jauh, harga batu bara sudah terpangkas 8,17% secara tahunan (YoY) saat ini.
Pelemahan batu bara masih terus tertekan akibat perlambatan ekonomi dunia yang semakin terasa.
Terlebih lagi kemarin indeks harga produsen (PPI) dan konsumen (CPI) yang dirilis Biro Statistik China menunjukkan bahwa nilai yang terbilang rendah. Pada periode Desember 2018, PPI China hanya sebesar 0,9% year-on-year (YoY) yang merupakan laju paling lambat sejak September 2018. Sedangkan CPI China hanya sebesar 1,9% YoY, lebih rendah daripada konsensus yang dihimpun Reuters.
Ditambah lagi rilis data dari China Passenger Car Association yang mencatat penurunan penjualan mobil sebesar 5,8% ditahun 2018 dibanding tahun sebelumnya.
Menurunnya indikator perekonomian China akan berdampak pada turunnya permintaan energi. China sebagai importir terbesar batu bara dunia (51%) tentunya berperan besar terhadap keseimbangan pasokan-permintaan komoditas ini.
Tak heran, perlambatan ekonomi China saja sudah cukup menekan harga batu bara.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/hps) Next Article Ukur Sentimen Pendorong Koreksi Harga Batu Bara

Performa mingguan harga batu bara mencatatkan pelemahan sebesar 1,66% secara point-to point. Sedangkan bila ditelusuri lebih jauh, harga batu bara sudah terpangkas 8,17% secara tahunan (YoY) saat ini.
Pelemahan batu bara masih terus tertekan akibat perlambatan ekonomi dunia yang semakin terasa.
Terlebih lagi kemarin indeks harga produsen (PPI) dan konsumen (CPI) yang dirilis Biro Statistik China menunjukkan bahwa nilai yang terbilang rendah. Pada periode Desember 2018, PPI China hanya sebesar 0,9% year-on-year (YoY) yang merupakan laju paling lambat sejak September 2018. Sedangkan CPI China hanya sebesar 1,9% YoY, lebih rendah daripada konsensus yang dihimpun Reuters.
Ditambah lagi rilis data dari China Passenger Car Association yang mencatat penurunan penjualan mobil sebesar 5,8% ditahun 2018 dibanding tahun sebelumnya.
Menurunnya indikator perekonomian China akan berdampak pada turunnya permintaan energi. China sebagai importir terbesar batu bara dunia (51%) tentunya berperan besar terhadap keseimbangan pasokan-permintaan komoditas ini.
Tak heran, perlambatan ekonomi China saja sudah cukup menekan harga batu bara.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/hps) Next Article Ukur Sentimen Pendorong Koreksi Harga Batu Bara
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular