Bursa Saham Regional Berguguran, Ini Penyebab IHSG Bisa Naik

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
10 January 2019 09:26
Bursa Saham Regional Berguguran, Ini Penyebab IHSG Bisa Naik
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,35% ke level 6.293,96. Pada pukul 9:12 WIB, penguatan IHSG menipis menjadi 0,21% ke level 6.285,41.

Performa IHSG berbanding terbalik dengan bursa saham utama kawasan Asia yang justru diperdagangkan di zona merah: indeks Nikkei turun 1,57%, indeks Shanghai turun 0,2%, indeks Hang Seng turun 0,43%, indeks Strait Times turun 0,07%, dan indeks Kospi turun 0,22%.

Hasil negosiasi dagang antara AS dan China yang kurang oke membuat investor melepas instrumen berisiko seperti saham. Kementerian Perdagangan China pada hari ini mengatakan bahwa negosiasi dagang dengan AS berlangsung ekstensif dan dalam, menghasilkan fondasi untuk menyelesaikan permasalahan yang dimiliki kedua belah pihak.

Sebelumnya, US Trade Representatives (USTR) mengatakan bahwa China berkomitmen membeli lebih banyak produk asal Negeri Paman Sam, mulai dari produk pertanian, energi, hingga manufaktur.

Tidak adanya kesepakatan resmi yang ditandatangani kedua belah pihak membuat investor kecewa. Tensi perang dagang bisa kembali memanas kapan saja lantaran belum ada kesepakatan yang mengikat.

Di sisi lain, batas waktu untuk mengamankan kesepakatan dagang kian menipis. Presiden AS Donald Trump telah mengatakan bahwa dirinya akan menaikkan bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 200 miliar menjadi 25% dari yang saat ini 10%, jika tak ada kesepakatan dagang yang dicapai hingga 2 Maret.

Dari kawasan regional, tekanan datang dari rilis data ekonomi di China, di mana tingkat inflasi periode Desember diumumkan di level 1,9% YoY, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 2,1% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics. Lemahnya angka inflasi menunjukkan bahwa tekanan terhadap perekonomian China terus saja berlangsung.
Sektor barang konsumsi yang menguat sebesar 0,45% menjadi penopang laju IHSG hari ini. Investor membeli saham-saham barang konsumsi seiring dengan rilis Survei Penjualan Eceran (SPE) periode November 2018.

Kemarin, Bank Indonesia (BI) mengumumkan penjualan barang-barang ritel tumbuh sebesar 3,4% YoY pada bulan November, mengalahkan capaian periode Oktober yang sebesar 2,9% YoY. Capaian ini juga mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya yakni 2,5% YoY.

Untuk bulan Desember, angka sementara untuk pertumbuhan penjualan barang-barang ritel ada di level 7,7% YoY, jauh di atas capaian Desember 2017 yang sebesar 0,7% YoY.

Penguatan rupiah dan kehadiran musim liburan menjadi faktor utama yang mendongkrak konsumsi masyarakat Indonesia selama bulan November dan Desember.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular