Dihubungkan Rencana Akuisisi Viettel, Saham Indosat Naik 17%

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
09 January 2019 14:07
Di kalangan pelaku pasar, Indosat dihubung-hubungkan dengan rencana akuisisi yang dilakukan Viettel tersebut.
Foto: CNN Indonesia/Safir Makki
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Indosat Tbk (ISAT) pada perdagangan awal sesi II terus melesat. Kabar rencana akuisisi Viettel, operator telekomunikasi terbesar di Vietnam, terhadap salah satu operator di Indonesia mendorong pergerakan harga saham ini.

Harga saham ISAT tercatat naik 17,45% ke level Rp 2.120/saham. Volume perdagangan saham tercatat 50,46 juta saham senilai Rp 98,86 miliar. Di kalangan pelaku pasar, Indosat dihubung-hubungkan dengan rencana akuisisi yang dilakukan Viettel tersebut.

Seperti yang diberitakan kemarin, Viettel berencana mengakuisisi perusahaan telekomunikasi di Indonesia dan Malaysia guna memperkuat penetrasinya di pasar regional Asia.

Presiden dan CEO Viettel Le Dang Dung, seperti dikutip Reuters, mengatakan pihaknya belum bisa membeberkan informasi detail terkait nama perusahaan yang dibidik. Hanya saja rencana akuisisi itu merupakan bagian dari rencana Viettel mengembangkan bisnis.

Pasar Indonesia dan Malaysia dibidik mengingat keberhasilan penetrasi perusahaan di Myanmar. Di negara tersebut, Viettel bersama dengan mitra lokal, sudah merilis jaringan 4G pada Juni 2018 dengan nilai investasi mencapai US$ 1,5 miliar dan menjadi salah satu investasi yang menjanjikan.

Jaringan bernama MyTel itu dikembangkan bersama Myamnar National Holding Public Ltd dan Star High Public Co Ltd yang berhasil mengumpulkan 5 juta pelanggan.

"Pertumbuhan bisnis di Myanmar untuk sektor telekomunikasi masih jarang," kata Le Dang kapada Reuters. "Masih ada ruang untuk bertumbuh [di bisnis telekomunikasi]."

Tidak hanya itu Asia Tenggara, Viettel, yang memiliki unit investasi Global Investment senilai US$ 1,22 miliar dan punya operator bernama Bitel, juga berminat untuk berinvestasi di Korea Utara dan Kuba.

Namun Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) belum mendapatkan informasi tekait hal tersebut. "Saya harus tanyakan ke Satker [satuan kerja] terkait. Soalnya saya sendiri belum dengar," kata Pelaksana Tugas Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo Ferdinandus Setu, kepada CNBC Indonesia, Selasa (8/1/2019).

Saat dihubungi CNBC Indonesia, Direktur Utama PT Indosat Tbk (ISAT) Chris Kanter tidak merespons pertanyaan CNBC Indonesia melalui layanan singkat.

Sebelumnya Chris memberikan penjealsan terkait wancana konsolidasi atau merger dengan operator telekomunikasi manapun. Pernyataan tersebut disampaikan merespons wacana merger dengan PT Smarfren Telekom Tbk (FREN).

Chris menjelaskan, selama delapan tahun menjadi komisaris di Indosat tidak pernah mendengar rencana tersebut. "Mungkin direksi yang lama pernah membahas hal tersebut," jelas Chris.

[Gambas:Video CNBC]
(hps/miq) Next Article Indosat Bagikan Dividen Jumbo Nyaris Rp 7 Triliun!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular