
Rupiah Lesu di Kurs Acuan, Masih Terbaik Ketiga Asia di Spot
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 January 2019 10:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs acuan. Namun di pasar spot, rupiah masih mampu bertahan di zona hijau.
Pada Rabu (9/1/2019), kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor menunjukkan angka Rp 14.120. Rupiah melemah 0,63% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Pelemahan rupiah hari ini memutus rantai penguatan yang terjadi selama 3 hari perdagangan beruntun. Dalam 3 hari tersebut, rupiah sudah menguat 3,16%.
Namun di pasar spot, nasib rupiah lebih beruntung. Pada pukul 10:05 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.115 di mana rupiah menguat 0,18%.
Namun sejatinya penguatan rupiah menipis, karena saat pembukaan pasar apresiasinya masih 0,28%. Oleh karena itu, rupiah masih harus waspada karena kejadian seperti kemarin mungkin saja terulang.
Penguatan rupiah yang menipis membuat mata uang ini kehilangan gelar raja Asia. Kini, won Korea Selatan berhasil menyeruak menjadi pimpinan klasemen mata uang Benua Kuning. Rupiah melorot ke posisi tiga, di bawah won dan yuan China.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 10:08 WIB:
Pelaku pasar mengapresiasi perpanjangan waktu dialog dagang AS-China dari 2 hari menjadi 3 hari. Perkembangan ini dinilai menunjukkan komitmen Washington dan Beijing untuk menyelesaikan masalah dengan tuntas.
"Pembicaraan dengan China berjalan sangat baik!" cuit Presiden AS Donald Trump melalui Twitter.
"Secara umum pembicaraan berlangsung konstruktif. Kami merasa ada perkembangan baik," sebut seorang delegasi AS, mengutip Reuters.
Investor berharap pembicaraan tingkat wakil menteri ini menjadi awal yang baik menuju damai dagang AS-China. Oleh karena itu, arus modal mengalir deras ke pasar keuangan negara-negara berkembang di Asia, termasuk Indonesia.
Di pasar saham, investor asing membukukan beli bersih Rp 156,36 miliar yang mengantar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,61% pada pukul 10:19 WIB. IHSG pun kembali menembus level 6.300, terbaik sejak April 2018.
Aliran modal ini cukup efektif untuk menopang rupiah. Meski tidak lagi menjadi yang terbaik di Asia, tetapi penguatan rupiah tetap patut disyukuri.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Pada Rabu (9/1/2019), kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor menunjukkan angka Rp 14.120. Rupiah melemah 0,63% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Pelemahan rupiah hari ini memutus rantai penguatan yang terjadi selama 3 hari perdagangan beruntun. Dalam 3 hari tersebut, rupiah sudah menguat 3,16%.
Namun di pasar spot, nasib rupiah lebih beruntung. Pada pukul 10:05 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.115 di mana rupiah menguat 0,18%.
Namun sejatinya penguatan rupiah menipis, karena saat pembukaan pasar apresiasinya masih 0,28%. Oleh karena itu, rupiah masih harus waspada karena kejadian seperti kemarin mungkin saja terulang.
Penguatan rupiah yang menipis membuat mata uang ini kehilangan gelar raja Asia. Kini, won Korea Selatan berhasil menyeruak menjadi pimpinan klasemen mata uang Benua Kuning. Rupiah melorot ke posisi tiga, di bawah won dan yuan China.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 10:08 WIB:
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Mayoritas mata uang Asia masih menguat terhadap dolar AS, karena greenback memang tertekan secara global. Pada pukul 10:11 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia) masih minus 0,05%. Pelaku pasar mengapresiasi perpanjangan waktu dialog dagang AS-China dari 2 hari menjadi 3 hari. Perkembangan ini dinilai menunjukkan komitmen Washington dan Beijing untuk menyelesaikan masalah dengan tuntas.
"Pembicaraan dengan China berjalan sangat baik!" cuit Presiden AS Donald Trump melalui Twitter.
"Secara umum pembicaraan berlangsung konstruktif. Kami merasa ada perkembangan baik," sebut seorang delegasi AS, mengutip Reuters.
Investor berharap pembicaraan tingkat wakil menteri ini menjadi awal yang baik menuju damai dagang AS-China. Oleh karena itu, arus modal mengalir deras ke pasar keuangan negara-negara berkembang di Asia, termasuk Indonesia.
Di pasar saham, investor asing membukukan beli bersih Rp 156,36 miliar yang mengantar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,61% pada pukul 10:19 WIB. IHSG pun kembali menembus level 6.300, terbaik sejak April 2018.
Aliran modal ini cukup efektif untuk menopang rupiah. Meski tidak lagi menjadi yang terbaik di Asia, tetapi penguatan rupiah tetap patut disyukuri.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular