
Tertekan Sektor Konsumer, IHSG Melemah 0,39%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
08 January 2019 17:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan sesi 2 dengan pelemahan sebesar 0,39% ke level 6.262,85. Padahal, IHSG sempat menguat hingga 0,46% ke level 6.316,24 pada pagi hari.
Pelemahan IHSG terjadi di tengah penguatan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia: indeks Nikkei naik 0,82%, indeks Hang Seng naik 0,15%, dan indeks Straits Times naik 0,65%.
Sentimen positif bagi bursa saham regional datang dari perkembangan negosiasi dagang AS-China yang positif. Kemarin (7/1/2019), Kementerian Luar Negeri China menyatakan bahwa AS dan China berkeinginan untuk bekerja sama dalam mengimplementasikan kesepakatan dagang yang telah dicapai antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping.
Dari AS, nada optimisme juga dilontarkan Menteri Perdagangan Wilbur Ross. "Saya rasa ada kemungkinan besar bahwa kami akan mencapai kesepakatan yang memuaskan dengan China. Kami akan bisa menerimanya dan mencakup seluruh isu," tegas Ross dalam wawancara dengan CNBC International.
Pelaku pasar menaruh harapan besar bahwa negosiasi ini akan membawa kedua negara satu langkah lebih dekat kepada damai dagang secara permanen. Maklum, perang dagang yang selama ini berkecamuk antar keduanya terlihat jelas sudah menyakiti perekonomian masing-masing.
Di AS misalnya, kemarin Non-Manufacturing PMI periode Desember 2018 versi ISM diumumkan di level 57,6, lebih rendah dari capaian bulan November yang sebesar 60,7, seperti dilansir dari Forex Factory. Capaian ini juga lebih rendah dibandingkan konsensus yang sebesar 59,6.
Pelemahan IHSG terjadi di tengah penguatan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia: indeks Nikkei naik 0,82%, indeks Hang Seng naik 0,15%, dan indeks Straits Times naik 0,65%.
Sentimen positif bagi bursa saham regional datang dari perkembangan negosiasi dagang AS-China yang positif. Kemarin (7/1/2019), Kementerian Luar Negeri China menyatakan bahwa AS dan China berkeinginan untuk bekerja sama dalam mengimplementasikan kesepakatan dagang yang telah dicapai antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping.
Pelaku pasar menaruh harapan besar bahwa negosiasi ini akan membawa kedua negara satu langkah lebih dekat kepada damai dagang secara permanen. Maklum, perang dagang yang selama ini berkecamuk antar keduanya terlihat jelas sudah menyakiti perekonomian masing-masing.
Di AS misalnya, kemarin Non-Manufacturing PMI periode Desember 2018 versi ISM diumumkan di level 57,6, lebih rendah dari capaian bulan November yang sebesar 60,7, seperti dilansir dari Forex Factory. Capaian ini juga lebih rendah dibandingkan konsensus yang sebesar 59,6.
Next Page
Dolar AS Perkasa, Rupiah Merana
Pages
Most Popular