Dolar di Rp 14.000/US$, BI: Rupiah Masih Kemurahan

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
07 January 2019 14:10
Bank Indonesia (BI) terus membiarkan ruang bagi mata uang Garuda untuk terus perkasa
Foto: Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) terus membiarkan ruang bagi mata uang Garuda untuk terus perkasa, dan menjaga nilai tukar tetap stabil dalam koridornya.

Bagi bank sentral, meskipun nilai tukar rupiah terhadapĀ dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menuju ke bawah Rp 14.000/US$, namun level tersebut masih terlalu murah.

"BI tetap memberikan ruang bagi rupiah untuk menguat. [Rupiah masih] undervalued," kata Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah kepada CNBC Indonesia, Senin (7/1/2018).

BI tak memungkiri, penguatan rupiah didorong dari sikap positif dari kesepakatan perang dagang, perubahan sikap The Fed, serta berbagai faktor positif dari eksternal.

Selain itu, sambung Nanang, dari lelang Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), yang dilanjutkan dengan intervensi bilateral melalui 8 broker secara firm.

Berdasarkan data BI, lelang DNDF yang sudah dilakukan sejak awal November 2018 hingga saat ini sudah mencapai US$ 1,2 miliar. Intervensi melalui DNDF, pun tidak nenggunakan cadangan devisa.

"Dalam lelang DNDF tidak menggunakan cadangan devisa," tegas Nanang.

Nanang menjelaskan, meningkatnya aktivitas bank sentral di pasar DNDF selain untuk memastikan kurs offshore NDF terkendali, juga sebagai dukungan penuh bagi berkembangnya pasar DNDF agar lebih likuid dan efisien.

"Sudah terdapat 13 bank yang aktif di pasar interbank DNDF, sejumlah investor asing bertransaksi untuk hedging investasi di saham, dan sejumlah korporasi termasuk satu BUMN sudah melakukan transaksi," tegasnya.

"Selain dalam dolar rupiah, transaksi DNDF nasabah juga sudah ada yang melakukan dalam bentuk Yen rupiah dan Euro rupiah," jelasnya.

Menurut Nanang, apabila transaksi DNDF terus berkembang dan semakin banyak digunakan untuk hedging akan membantu mengendalikan pembelian valas di dalam negeri, sehingga ujung-ujungnya nilai tukar rupiah bisa stabil.

[Gambas:Video CNBC]



(dru) Next Article RI, Jepang, China Hingga Korsel Siap 'Buang' Dolar AS di 2024

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular