
Analisis Teknikal
The Fed Kalem, Pelemahan Dolar AS Berpotensi Berlanjut
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
07 January 2019 13:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Posisi dolar cenderung tertekan terhadap mata uang kuat dunia lainnya. Investor nampak berani berinvestasi pada mata uang selain dolar Amerika Serikat (AS) karena the Fed Cenderung lebih kalem.
Hal ini ditunjukkan dengan posisi dolar indeks (DXY) yang mengukur nilai mata uang dolar AS terhadap enam mata uang kuat dunia cenderung mengalami pelemahan. DXY telah menembus level psikologis penghalang penurunannya (support) di level 96.17.
Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi DXY akan kembali melemah. Analisis tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal, berikut laporannya.
Dolar AS terbeban karena ucapan Jerome 'Jay' Powell, Gubernur The Federal Reserve/The Fed. Akhir pekan lalu, pengganti Janet Yellen itu menyebut bahwa bank sentral siap untuk mengubah posisi (stance) kebijakan moneter apabila diperlukan.
"Kami akan sabar memantau perkembangan perekonomian. Kami selalu siap untuk mengubah stance kebijakan dan mengubahnya secara signifikan," ungkap Powell di depan forum American Economic Association, dikutip dari Reuters.
Untuk PMI versi IHS Markit, angka pada bulan lalu adalah 53,8. Ini merupakan laju paling lambat sejak September 2017.
Secara teknikal, DXY berpotensi bergerak melemah hingga 95,76 dalam dua hingga tiga hari ke depan. Hingga pukul 12:43 WIB DXY melemah 0,19% pada level 95.984.
Secara pergerakan, DXY bergerak cenderung turun, terlihat dari puncak-puncak harga yang dicapai selalu lebih rendah.
Arahnya yang cenderung melemah juga terlihat dari indikator rerata nilainya (moving average/MA), di mana DXY bergerak di bawah garis rerata harganya selama lima hari (MA5).
Ruang penurunannya nampak masih cukup terbuka karena belum memasuki wilayah jenuh jual (oversold), seperti digambarkan indikator teknikal stochastic slow.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Hal ini ditunjukkan dengan posisi dolar indeks (DXY) yang mengukur nilai mata uang dolar AS terhadap enam mata uang kuat dunia cenderung mengalami pelemahan. DXY telah menembus level psikologis penghalang penurunannya (support) di level 96.17.
Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi DXY akan kembali melemah. Analisis tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal, berikut laporannya.
Dolar AS terbeban karena ucapan Jerome 'Jay' Powell, Gubernur The Federal Reserve/The Fed. Akhir pekan lalu, pengganti Janet Yellen itu menyebut bahwa bank sentral siap untuk mengubah posisi (stance) kebijakan moneter apabila diperlukan.
Untuk PMI versi IHS Markit, angka pada bulan lalu adalah 53,8. Ini merupakan laju paling lambat sejak September 2017.
Secara teknikal, DXY berpotensi bergerak melemah hingga 95,76 dalam dua hingga tiga hari ke depan. Hingga pukul 12:43 WIB DXY melemah 0,19% pada level 95.984.
![]() |
Arahnya yang cenderung melemah juga terlihat dari indikator rerata nilainya (moving average/MA), di mana DXY bergerak di bawah garis rerata harganya selama lima hari (MA5).
Ruang penurunannya nampak masih cukup terbuka karena belum memasuki wilayah jenuh jual (oversold), seperti digambarkan indikator teknikal stochastic slow.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Most Popular