Baik di Kurs Acuan Maupun Pasar Spot, Rupiah Impresif!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 January 2019 10:27
Baik di Kurs Acuan Maupun Pasar Spot, Rupiah Impresif!
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat tajam di kurs acuan. Hari rupiah semakin sempurna, karena di pasar spot pun rupiah berjaya. 

Pada Senin (7/1/2019), kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.105. Rupiah menguat 1,71% dibandingkan posisi akhir pekan lalu. 

Penguatan ini menjadi apresiasi harian terbaik sejak kurs Jisdor diperkenalkan pada 20 Mei 2013. Rupiah pun menyentuh titik terkuat sejak 25 Juni 2018. 

 

Tidak hanya di kurs acuan, rupiah juga digdaya di pasar spot. Pada pukul 10:09 WIB, US$ 1 ditransaksikan Rp 14.088 di mana rupiah menguat 1,24% dibandingkan posisi penutupan akhir pekan lalu. Dolar AS semakin dekat ke level Rp 13.000. 


Mengawali perdagangan, penguatan rupiah sudah lumayan meyakinkan yaitu 0,56%. Selepas itu, rupiah melesat tanpa rem dan mampu menguat di kisaran 1%. 


Dengan pencapaian ini, rupiah mengulangi prestasi akhir pekan lalu bahkan lebih baik. Pada perdagangan akhir pekan lalu, rupiah menutup hari dengan apresiasi 0,97% dan menjadi yang terbaik di Asia. 

Hari ini, rupiah kembali menjadi nomor 1 di Benua Kuning dengan penguatan yang lebih tajam. Rupiah mengawali 2019 dengan sangat mengesankan. 

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang Asia pada pukul 10:13 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Rupiah dkk di Asia mampu memanfaatkan situasi dolar AS yang sedang tertekan. Pada pukul 10:15 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback secara relatif di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,16%. 

Dolar AS tertekan gara-gara komentar Jerome 'Jay Powell, Gubernur The Federal Reserve/The Fed. Akhir pekan lalu, sang The Fed-1 menyatakan bank sentral bisa saja mengubah posisi (stance) kebijakan moneter untuk menyesuaikan dengan situasi terkini. 

"Kami akan sabar memantau perkembangan perekonomian. Kami selalu siap untuk mengubah stance kebijakan dan mengubahnya secara signifikan," ungkap Powell di depan forum American Economic Association, dikutip dari Reuters. 

Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi Negeri Paman Sam tumbuh 2,5% tahun ini. Melambat dibandingkan proyeksi sebelumnya yaitu 2,7%. 

Data-data ekonomi di AS sudah mengarah ke sana. US Bureau of Labor Statistics merilis angka pengangguran Desember 2018 yang sebesar 3,9%. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 3,7%. 

Kemudian angka Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur AS versi ISM pada Desember 2018 tercatat 54,1. Angka ini menjadi yang terendah sejak November 2016. 

Untuk PMI versi IHS Markit, angka pada bulan lalu adalah 53,8. Ini merupakan laju paling lambat sejak September 2017. 

Pelaku pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan dua kali sepanjang 2019, lebih sedikit dibandingkan kenaikan tahun sebelumnya yang mencapai empat kali. Namun dengan data-data ekonomi AS yang melempem, ditambah pernyataan terbaru dari Powell, bisa jadi dosis kenaikan Federal Funds Rate tahun ini dikurangi. Bahkan ada kemungkinan suku bunga acuan diturunkan. 


Melihat potensi The Fed yang kurang hawkish bahkan mungkin mengarah ke dovish, dolar AS pun mundur teratur. Tanpa kenaikan suku bunga acuan, berinvestasi di AS tidak lagi menarik sehingga investor berbondong-bondong menjual mata uang Negeri Paman Sam. 

Dana-dana ini kemudian hinggap ke Asia, termasuk Indonesia. Akibatnya, rupiah mampu membukukan penguatan yang meyakinkan, bahkan menjadi yang terbaik di Asia.  


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular