Awali Pekan, IHSG Melesat 1% Lebih

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
07 January 2019 09:37
Pada pukul 9:22 WIB, IHSG menguat 1,1% ke level 6.343,35.
Foto: Pembukaan Perdagangan BEI 2019 (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali pekan ini dengan impresif. Dibuka menguat 0,69%, IHSG telah memperlebar penguatannya menjadi 1,1% pada pukul 9:22 WIB ke level 6.343,35.

Performa IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga diperdagangkan di zona hijau: indeks Nikkei naik 2,92%, indeks Shanghai naik 0,05 %, indeks Hang Seng naik 0,88%, indeks Straits Times naik 1,27%, dan indeks Kospi naik 1,62%.

Optimisme terkait damai dagang AS-China membuat investor begitu gencar memburu insturmen berisiko seperti saham. Pada hari ini dan besok (8/1/2019), perundingan tingkat wakil menteri terkait dengan isu-isu perdagangan akan digelar di Beijing.

Pelaku pasar menaruh harapan besar bahwa negosiasi ini akan membawa kedua negara satu langkah lebih dekat kepada damai dagang secara permanen. Maklum, perang dagang yang selama ini berkecamuk antar keduanya terlihat jelas sudah menyakiti perekonomian masing-masing, walaupun China nampak menderita kerugian yang lebih besar.

Hal ini terlihat oleh rilis data ekonomi di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut. Manufacturing PMI periode Desember 2018 versi Caixin diumumkan di level 49,7, turun dari capaian bulan November yang sebesar 50,2. Capaian ini juga berada di bawah konsensus yang sebesar 50,1, seperti dilansir dari Trading Economics.

Sebagai informasi, data tersebut menggambarkan tingkat aktivitas manufaktur di China dan angka di bawah 50 menunjukkan adanya kontraksi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Kontraksi pada bulan Desember merupakan yang pertama dalam 19 bulan, seperti dilansir dari CNBC International.

Lebih lanjut, ada kelegaan yang dirasakan oleh pelaku pasar menyusul stance The Federal Reserve selaku bank sentral AS yang nampak telah goyah. Pada pertemuannya bulan lalu, The Fed memproyeksikan akan ada kenaikan suku bunga acuan sebanyak 2 kali (50 bps) pada tahun 2019.

Namun, menjelang akhir pekan Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa bank sentral siap untuk mengubah arah kebijakannya secara signifikan.

"Kami akan sabar memantau perkembangan perekonomian. Kami selalu siap untuk mengubah stance kebijakan dan mengubahnya secara signifikan," ungkap Powell di depan forum American Economic Association pada hari Jumat (4/1/2019), dikutip dari Reuters.

Dengan perekonomian AS yang sudah menunjukkan sinyal-sinyal perlambatan, normalisasi yang tak kelewat agresif tentu menjadi salah satu hal yang diinginkan pelaku pasar saham.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Dibuka Naik Tipis, IHSG Langsung Putar Balik ke Zona Merah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular