Rupiah Akhiri Winning Streak 4 Hari di Kurs Acuan

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
03 January 2019 10:28
Rupiah Akhiri <i>Winning Streak</i> 4 Hari di Kurs Acuan
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs acuan. Rangkaian penguatan rupiah selama 4 hari pun berakhir. 

Pada Kamis (3/1/2018), kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.474. Rupiah melemah 0,06% dibandingkan posisi hari sebelumnya. 

Pelemahan hari ini menghentikan winning streak rupiah yang sudah terjadi selama 4 hari perdagangan terakhir. Dalam 4 hari itu, rupiah menguat 0,95%. 



Sedangkan di pasar spot, rupiah bernasib serupa yaitu melemah di hadapan dolar AS. Pada pukul 10:05 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.475 di mana rupiah melemah 0,21%. 

Padahal rupiah mengawali perdagangan pasar spot dengan apresiasi tipis 0,03%. Penguatan rupiah sempat menebal ke 0,1%, tetapi itu tidak bertahan lama. Rupiah kembali ke zona merah, seperti yang terjadi kemarin. 


Tidak hanya rupiah, gelombang pelemahan mata uang memang sedang melanda Asia. Hampir seluruh mata uang Benua Kuning melemah, kecuali yen Jepang dan dolar Singapura. Yen menjadi mata uang terbaik dengan apresiasi di kisaran 1%. 

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang Asia pada pukul 10:08 WIB:

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Apa yang menyebabkan yen begitu kontras dengan mata uang Asia lainnya?

Yen memang sedang menjadi favorit pelaku pasar. Tidak hanya terhadap dolar AS, mata uang Negeri Matahari Terbit juga menguat melawan euro (1,55%), poundsterling (2,16%), dan franc Swiss (1,36%). 

Yen memang sudah lama dikenal sebagai aset aman (safe haven) bersama emas dan franc. Meski masih dilanda stagnasi ekonomi, tetapi pasar keuangan Jepang menjanjikan stabilitas.

Sebab, mayoritas investor di sana adalah pemain lokal yang artinya tidak mudah terguncang saat terjadi pembalikan arus modal oleh investor asing. Di pasar surat utang pemerintah, misalnya, per akhir 2017 pemilik mayoritas adalah Bank Sentral Jepang (BoJ) dengan porsi 41,1%. Disusul oleh perbankan domestik (19,3%), asuransi domestik (18,8%), dan dana pensiun domestik (4,2%). 

Tidak heran yen dijadikan payung ketika investor menilai akan ada badai di perekonomian global. Tingginya minat terhadap yen membuat mata uang ini menguat di kisaran 1% terhadap greenback

Ketika data-data ekonomi Asia membuat mata uang Benua Kuning melemah, yen tetap imun. Kala Asia terancam perlambatan ekonomi, yen tetap menjadi pilihan investor.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular