Sudah Melemah 1,47% dalam Sebulan, Saatnya Rupiah Menguat

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
03 January 2019 08:28
Sudah Melemah 1,47% dalam Sebulan, Saatnya Rupiah Menguat
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Rupiah mampu membalikkan posisi kemarin, di mana mata uang Tanah Air melemah sepanjang perdagangan. 

Pada Kamis (3/1/2019), US$ 1 sama dengan Rp 14.440 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat tipis 0,03% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Seiring perjalanan pasar, rupiah kian kuat. Pada pukul 08:08 WIB, US$ 1 berada di Rp 14.430 di mana rupiah menguat 0,1%. 

Kemarin, rupiah berada di zona merah seharian dan ditutup terdepresiasi 0,49% terhadap dolar AS. Jika penguatan pagi ini bertahan, maka rupiah berhasil menyamakan kedudukan 1-1 sepanjang 2019. 


Kinerja rupiah pagi ini cukup lumayan, karena mayoritas mata uang Asia masih melemah di hadapan greenback. Selain rupiah, hanya yuan China dan yen Jepang yang mampu menguat. Apresiasi 0,1% sudah cukup untuk membawa rupiah menjadi mata uang terbaik kedua di Asia. 

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 08:11 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Ada beberapa faktor yang mendukung penguatan rupiah. Pertama adalah dalam sebulan terakhir, rupiah sudah dalam posisi defensif. Dalam periode 3 Desember 2018 sampai kemarin, rupiah terdepresiasi 1,47%.

Depresiasi yang sudah lumayan dalam tersebut membuat rupiah menjadi menarik untuk dikoleksi. Minat terhadap rupiah meningkat dan nilainya menguat. 

 

Kedua, harga minyak kembali anjlok setelah dini hari tadi sempat menguat di kisaran 2%. Pagi ini pada pukul 08:15, harga minyak jenis brent turun 0,89% sementara light sweet anjlok 1,68%.     

Penurunan harga minyak membuka peluang bagi Indonesia untuk menata transaksi berjalan (current account). Dengan koreksi harga minyak, maka biaya impor komoditas ini akan berkurang dan menekan penggunaan devisa. 

Artinya, rupiah akan punya lebih banyak modal devisa untuk menguat. Indonesia pun punya harapan defisit transaksi berjalan bisa membaik, sehingga fundamental penyokong rupiah akan lebih kuat.  


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular