Rupiah Masih Menguat di Kurs Acuan, Tapi Apes di Pasar Spot

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 January 2019 10:22
Bukan Start yang Baik Buat Asia
Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Perdagangan perdana pada 2019 memang tidak memihak Asia. Kebetulan data-data ekonomi yang dirilis kompak mengecewakan. 

Angka Purchasing Managers Index (PMI) China versi Caixin pada Desember 2018 tercatat 49,7, turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 50,2. Angka di bawah 50 berarti pelaku usaha tengah pesimistis. 

Kemudian dari Korea Selatan, PMI versi Nikkei/Markit pada periode yang sama tercatat 49,8. Turun dibandingkan November 2018 yang sebesar 49,9. Lagi-lagi ada aura pesimisme di kalangan dunia usaha Negeri Ginseng. 

Sedangkan angka PMI versi Nikkei/Markit untuk Malaysia edisi Desember 2018 berada di 46,8. Tidak hanya menunjukkan pesimisme, tetapi angka itu menjadi catatan terendah sejak survei PMI dimulai pada 2012. 

Lalu di Singapura, pembacaan awal untuk pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2018 adalah 2,2% year-on-year (YoY). Lebih lambat dibandingkan konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu 2,3% YoY. 

Berbagai data yang kurang menggembirakan itu membuat pelaku pasar menghindari Asia. Akibatnya mata uang Benua Kuning tidak bisa berbicara banyak di hadapan dolar AS. 

Tidak hanya di pasar valas, koreksi juga bertebaran di pasar saham Asia. Pada pukul 10:14 WIB, indeks Nikkei 225 melemah 0,31%, Hang Seng anjlok 2,46%, Shanghai Composite jatuh 1,01%, Kospi minus 0,83%, Straits Times berkurang 0,87%, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,13%. 

Bukan start yang baik bagi pasar keuangan Asia...

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular