
Data Ekonomi Asia Melempem, Rupiah Tambah Lemah
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 January 2019 09:42

Sementara dari dalam negeri, sentimen yang ada sejatinya agak mixed. Saat PMI di negara-negara tetangga turun, di Indonesia malah naik.
Pada Desember 2018, angka PMI versi Nikkei/Markit untuk Indonesia ada di 51,2. Tidak cuma menggambarkan optimisme di kalangan dunia usaha, angka ini juga menjadi yang terbaik sejak empat bulan terakhir.
Sentimen berikutnya adalah investor menantikan rilis data inflasi Desember 2018. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan laju inflasi tahunan pada Desember 2018 sebesar 3,04%. Inflasi YoY pada Desember akan sama dengan inflasi sepanjang tahun kalender (year-to-date/YtD).
Apabila realisasinya nanti sesuai dengan ekspektasi pasar, maka laju inflasi Indonesia akan melambat lumayan signifikan. Tahun lalu, inflasi tercatat 3,61%.
Laju inflasi yang bisa dijaga di kisaran 3% selama 4 tahun terakhir bisa menjadi sentimen positif di pasar. Inflasi yang terkendali maka artinya nilai uang tidak tergerus signifikan. Nilai investasi pun bisa relatif aman.
Namun ada sentimen yang menghantui rupiah yaitu risiko ambil untung (profit taking). Selama periode 30 Oktober-31 Desember 2018, rupiah sudah menguat tajam yaitu mencapai 5,56%.
Penguatan yang sudah begitu tajam selama 2 bulan terakhir tentu membuat sebagian investor tergoda untuk mencairkan keuntungan. Rupiah pun rawan 'digoyang' sehingga koreksi adalah sebuah keniscayaan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pada Desember 2018, angka PMI versi Nikkei/Markit untuk Indonesia ada di 51,2. Tidak cuma menggambarkan optimisme di kalangan dunia usaha, angka ini juga menjadi yang terbaik sejak empat bulan terakhir.
Sentimen berikutnya adalah investor menantikan rilis data inflasi Desember 2018. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan laju inflasi tahunan pada Desember 2018 sebesar 3,04%. Inflasi YoY pada Desember akan sama dengan inflasi sepanjang tahun kalender (year-to-date/YtD).
Apabila realisasinya nanti sesuai dengan ekspektasi pasar, maka laju inflasi Indonesia akan melambat lumayan signifikan. Tahun lalu, inflasi tercatat 3,61%.
Laju inflasi yang bisa dijaga di kisaran 3% selama 4 tahun terakhir bisa menjadi sentimen positif di pasar. Inflasi yang terkendali maka artinya nilai uang tidak tergerus signifikan. Nilai investasi pun bisa relatif aman.
Namun ada sentimen yang menghantui rupiah yaitu risiko ambil untung (profit taking). Selama periode 30 Oktober-31 Desember 2018, rupiah sudah menguat tajam yaitu mencapai 5,56%.
Penguatan yang sudah begitu tajam selama 2 bulan terakhir tentu membuat sebagian investor tergoda untuk mencairkan keuntungan. Rupiah pun rawan 'digoyang' sehingga koreksi adalah sebuah keniscayaan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular