
Analisis Teknikal
Mengawali Perdagangan 2019, IHSG Masih Berpotensi Naik
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
02 January 2019 08:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang tahun 2018 membukukan kinerja yang kurang memuaskan, terkoreksi 2,54%. Namun kinerja tersebut tercatat yang terbaik di ASEAN dan terbaik ke-2 di kawasan Asia Pasifik.
Memulai perdagangan saham tahun 2019 ini, Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi bahwa IHSG akan kembali menguat. Prediksi tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal yang kami lakukan. Adapun rentang pergerakannya berpotensi berada pada level 6.190 hingga 6.250.
Dari Amerika Serikat (AS), tiga indeks utama di Wall Street berakhir dengan penguatan. Indeks Dow Jones kembali mengakhiri perdagangan 2018 dengan kenaikan 1,15%, indeks S&P 500 juga terangkat 0,85%, sementara Nasdaq juga positif 0,85%. Membaik nya hubungan geopolitik antara China dengan AS masih menjadi motor utama di Wallstreet.
Presiden AS Donald Trump melalui akun Twitter nya, mengatakan telah berbicara panjang melalui sambungan telepon dengan Presiden China Xi Jinping, dengan hasil yang sangat positif. Seakan mengaminkan perkataan Trump, Kementerian Luar Negeri China mengatakan, hubungan Washington-Beijing kini seakan memasuki babak baru.
Perkembangan positif tersebut berpotensi mendatangkan optimisme, optimisme dan optimisme dalam mengawali perdagangan saham di Asia. Investor global akan lebih berani memburu aset-aset berisiko demi cuan berlipat dengan berinvestasi di bursa saham Benua Kuning.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini, Senin (2/1/2018) akan merilis data inflasi nasional periode Desember 2018 pada pukul 11:00 WIB. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan laju inflasi tahunan (year-on-year/YoY) pada Desember 2018 sebesar 3,04%. Inflasi YoY pada Desember akan sama dengan inflasi sepanjang tahun kalender.
Apabila realisasi nya sesuai dengan ekspektasi pasar, maka laju inflasi Indonesia akan melambat lumayan signifikan. Tahun lalu, inflasi tercatat 3,61%.
Secara teknikal, potensi IHSG menguat cukup terbuka. Pasalnya tren pergerakannya dalam jangka pendek menunjukkan arah kenaikan (uptrend).
Melalui indikator teknikal, IHSG bergerak di atas garis rerata nilainya selama lima hari (moving average/MA5). Artinya secara jangka pendek IHSG memiliki kecenderungan untuk naik.
level penghalang kenaikan yang berpotensi untuk di uji (resistance) pada hari ini berada di level 6.250. Melihat sentimen positif dari global kemudian angka inflasi Indonesia yang cukup terjaga bukan tidak mungkin memberikan sentimen positif bagi Bursa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah
Memulai perdagangan saham tahun 2019 ini, Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi bahwa IHSG akan kembali menguat. Prediksi tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal yang kami lakukan. Adapun rentang pergerakannya berpotensi berada pada level 6.190 hingga 6.250.
Dari Amerika Serikat (AS), tiga indeks utama di Wall Street berakhir dengan penguatan. Indeks Dow Jones kembali mengakhiri perdagangan 2018 dengan kenaikan 1,15%, indeks S&P 500 juga terangkat 0,85%, sementara Nasdaq juga positif 0,85%. Membaik nya hubungan geopolitik antara China dengan AS masih menjadi motor utama di Wallstreet.
Perkembangan positif tersebut berpotensi mendatangkan optimisme, optimisme dan optimisme dalam mengawali perdagangan saham di Asia. Investor global akan lebih berani memburu aset-aset berisiko demi cuan berlipat dengan berinvestasi di bursa saham Benua Kuning.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini, Senin (2/1/2018) akan merilis data inflasi nasional periode Desember 2018 pada pukul 11:00 WIB. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan laju inflasi tahunan (year-on-year/YoY) pada Desember 2018 sebesar 3,04%. Inflasi YoY pada Desember akan sama dengan inflasi sepanjang tahun kalender.
Apabila realisasi nya sesuai dengan ekspektasi pasar, maka laju inflasi Indonesia akan melambat lumayan signifikan. Tahun lalu, inflasi tercatat 3,61%.
Secara teknikal, potensi IHSG menguat cukup terbuka. Pasalnya tren pergerakannya dalam jangka pendek menunjukkan arah kenaikan (uptrend).
![]() |
Melalui indikator teknikal, IHSG bergerak di atas garis rerata nilainya selama lima hari (moving average/MA5). Artinya secara jangka pendek IHSG memiliki kecenderungan untuk naik.
level penghalang kenaikan yang berpotensi untuk di uji (resistance) pada hari ini berada di level 6.250. Melihat sentimen positif dari global kemudian angka inflasi Indonesia yang cukup terjaga bukan tidak mungkin memberikan sentimen positif bagi Bursa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah
Most Popular