Ini 10 Saham Paling Banyak Lepas Asing Selama 2018

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
31 December 2018 11:08
Koreksi IHSG tersebut juga diikuti penarikan modal investor asing yang membukukan jual bersih (net sell) senilai Rp 50,75 triliun.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama 2018 tak begitu menggembirakan, tercatat terkoreksi 2,54% dibandingkan penutupan 2017. Koreksi IHSG tersebut juga diikuti penarikan modal investor asing yang membukukan jual bersih (net sell) senilai Rp 50,75 triliun.

Dari akumulasi jual bersih yang dilakukan investor asing tersebut, ada 10 saham yang paling banyak dijual investor asing. Saham-saham tersebut cenderung dari berbagai macam sektor, tidak tertuju pada satu sektor tertentu saja.

10 saham tersebut yaitu:

10 Saham Paling Banyak Dijual Investor Asing 2018
NoKode EmitenNet Sell (triliun rupiah)Kinerja Saham
1BBRI9,010.55%
2UNTR5,98-22.74%
3BBNI5,93-11.11%
4BMRI5,21-7.81%
5TLKM4,93-15.54%
6ASII3,16-0.90%
7HMSP2,84-21.56%
8UNVR2,49-18.78%
9BBTN2,13-28.85%
10PGAS2,0721.14%
Sumber : Data IDX

Sentimen utama yang mempengaruhi keluar masuk dana asing ke bursa saham domestik antara lain, pertikaian dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Pertikaian antara dua raksasa ekonomi dunia tersebut sempat membuat investor saham khawatir terhadap masa depan ekonomi global.

Perang dagang tersebut memicu pemodal asing menarik dana dari negara-negara berkembang. Ditambah lagi dengan kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) yang hawkish ini memicu dolar menguat terhadap mata negara dunia termasuk rupiah.

Sepanjang tahun ini, rupiah melemah hingga 7,3% melawan dolar AS di pasar spot. Bagi investor asing, pelemahan rupiah bisa membuat mereka menanggung kerugian kurs.

Selain rupiah yang melemah, defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) membuat pemodal asing juga khawatir. Secara berturut-turut pada kuartal-I,II, dan III, CAD tercatat sebesar 2,17%, 3,02%, dan 3,37% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Pada kuartal-IV 2018, CAD diproyeksikan masih akan berada di atas level 3%. Hal ini diungkapkan langsung oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. "Neraca pembayaran kuartal IV-2018 surplus sekitar US$ 4 miliar, meskipun CAD masih tinggi sekitar 3% dari PDB di triwulan IV," ungkap Perry, Jumat (28/12/2018).

Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga menjadi salah satu alasan utama investor asing melakukan aksi jual di pasar saham dalam dua tahun terakhir. Hingga kuartal III 2018, ekonomi Indonesia tercatat hanya tumbuh 5,17%.
(hps/gus) Next Article Hebat! Pemodal Lokal Mantap Jadi Raja di Bursa Domestik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular