Tembus Rp 50 T, Net Sell Asing 2018 Tertinggi Dalam 15 Tahun!

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
30 December 2018 11:55
Pertumbuhan Ekonomi Mengecewakan
Foto: Penutupan Perdagangan BEI Tahun 2018 oleh Presiden Joko Widodo di Main Hall BEI, Jakarta. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Lemahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi salah satu alasan utama investor asing melakukan aksi jual di pasar saham dalam dua tahun terakhir. Sepanjang tahun 2017, International Monetary Fund (IMF) mencatat perekonomian dunia tumbuh 3,7%, lebih tinggi 50 bps dibandingkan capaian 2016 yang hanya sebesar 3,2%.

Masalahnya, kenaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya sebesar 4 bps saja (dari 5,03% menjadi 5,07%). Padahal, sebagai negara berkembang seharusnya Indonesia dapat memanfaatkan momentum dari pesatnya laju ekonomi dunia.

Di sisi lain, pemerintah sangat agresif dalam mematok target pertumbuhan ekonomi. Dalam APBN 2017, target pertumbuhan dipatok di level 5,1%. Tak puas sampai di situ, pemerintah menyombongkan diri dengan menaikkan target menjadi 5,2% dalam APBNP 2017. Padahal, biasanya target justru diturunkan dari yang dicanangkan di APBN.

Jika dibandingkan dengan negara tetangga, situasi Indonesia jelas terpojokkan. Thailand misalnya, mampu mendorong pertumbuhan ekonomi ke level 3,9% pada tahun 2017, naik hingga 70 bps dari capaian tahun 2016 yang sebesar 3,2%. Kemudian, ekonomi Malaysia tumbuh sebesar 5,9% pada tahun 2017, meroket dibandingkan capaian tahun 2016 yang sebesar 4,22%.

Bergeser ke tahun 2018, IMF memproyeksikan perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,1%, turun dari proyeksi sebelumnya yang mencapai 5,3%. Jika hanya tumbuh 5,1% pada tahun ini, maka lagi-lagi pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung stagnan. (ank/ank)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular