Anjlok 90%, Saham Bakrie & Brothers Paling Buntung di 2018

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
28 December 2018 18:22
Tahun ini, BNBR fokus melakukan restrukturisasi utang yang nilainya mencapai Rp 9 triliun.
Foto: REUTERS/Dadang Tri/File Photo
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) jadi juru kunci sebagai saham dengan kinerja paling buruk sepanjang 2018. Investor tampaknya tak terlalu mengapresiasi upaya perusahaan, yang terafiliasi dengan Grup Bakrie, melakukan perbaikan kinerja.

Selama 2018 harga saham BNBR tercatat tekoreksi 90% dan mentok di harga Rp 50/saham. Rata-rata volume transaksi saham ini dalam setahun mencapai 19,57 juta saham dan rerata nilai transaksi Rp 1,45 miliar/hari.

Tahun ini, BNBR fokus melakukan restrukturisasi utang yang nilainya mencapai Rp 9 triliun, setelah pada 2017 merugi hingga Rp 1,2 triliun. Jajaran direksi juga dirombak.

Lalu pada pertengahan tahun, perseroan melakukan reverse stock split dengan rasio 10:1, sehingga harga baru saham BNBR naik menjadi Rp 500/saham. Namun pasca reverse stock split, harga saham BNBR terus mengalami koreksi dalam hingga harga terendah Rp 50/saham.

Saham-saham lain yang juga masuk dalam 5 besar dengan kinerja terburuk, yaitu saham PT Sidomulyo Selaras Tbk (SDMU) yang terkoreksi 89,63% ke level harga Rp 50/saham. Lalu saham PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO) yang terkoreksi 88,2% ke harga Rp 236/saham.

Selanjutnya, saham PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL) turun 88,1% ke harga Rp 72/saham. Terakhir saham PT Marga Abhinaya Abadi Tbk (MABA) yang anjlok 81,67%.





(hps/dob) Next Article Induk Grup Bakrie Rumahkan 153 Staf, Gaji 800 Orang Dipangkas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular