
Bursa Jepang Catatkan Rugi untuk Kali Pertama Sejak 2012
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
28 December 2018 15:54

Tokyo, CNBC Indonesia - Indeks acuan bursa Jepang Nikkei 225 ditutup lebih rendah, Jumat (28/12/2018) dan mengakhiri tahun ini dengan kerugian tahunan pertama sejak 2012.
Catatan merah ini terjadi akibat berbagai faktor negatif termasuk ketegangan perdagangan Amerika Serikat (AS)-China yang membebani pasar.
Indeks ini kehilangan 12,1% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 20.014,77 dalam perdagangan yang fluktuatif, sementara indeks Topix turun 17,8% pada 2018 menjadi 1.494,09.
Indeks Nikkei 225 melonjak ke level tertinggi dalam 27 tahun terakhir di Oktober karena yen yang murah dan reli di Wall Street tetapi sejak itu mulai menurun. Indeks kehilangan lebih dari 5% pada Selasa dengan hasil terburuk sejak April 2017.
Pada Jumat saja, Nikkei kehilangan 0,31% dan Topix turun 0,50% karena investor melakukan aksi jual menjelang liburan Tahun Baru.
Pasar Tokyo menutup perdagangan sampai Jumat minggu depan.
Kali terakhir Nikkei ditutup negatif terjadi di 2012 ketika gempa bumi besar dan tsunami menghantam negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia itu.
Namun, bursa saham berhasil bangkit menyusul penerapan strategi ekonomi Perdana Menteri Shinzo Abe yang dikenal dengan nama Abenomics, menurut beberapa analis.
"Nikkei, selama enam tahun terakhir mencetak kenaikan tahunan di bawah Abenomics tetapi itu tidak terjadi lagi," kata Makoto Sengoku, analis pasar di Tokai Tokyo Research Center, merujuk pada kebijakan pro-belanja Abe.
"Ini karena ayunan besar yang disebabkan oleh pemerintahan Trump dibandingkan masalah dalam negeri," katanya, AFP melaporkan. Ia juga mencatat bahwa perseteruan perdagangan antara Presiden AS Donald Trump dengan China sangat membebani pasar.
Jepang "tidak mungkin tidak terpengaruh ketika dua ekonomi terbesar dunia itu bertempur," katanya.
Naoki Fujiwara dari Shinkin Asset Management mengatakan pasar masih diperkirakan akan memulihkan kerugiannya itu "begitu perang perdagangan AS-Cina dan Brexit dapat diselesaikan."
Aktivitas perusahaan Jepang tetap solid setidaknya untuk saat ini, yang dapat mengundang pembelian saham kembali tahun depan, tambahnya.
Data pemerintah baru yang dirilis Jumat mengonfirmasi pasar kerja Jepang tetap ketat, dengan pengangguran tetap rendah di 2,5% untuk November.
Produksi pabrik pada November turun 1,1% dari bulan sebelumnya, tetapi penurunan telah secara luas diharapkan setelah kenaikan produksi Oktober.
Dalam perdagangan saham Tokyo hari Jumat, Sony turun 1,07%, Toyota turun 0,14%, Uniqlo Fast Retailing turun 0,44%, tetapi SoftBank Group naik 0,34%.
(prm) Next Article Damai Dagang Masih Jauh, Bursa Jepang Terkoreksi
Catatan merah ini terjadi akibat berbagai faktor negatif termasuk ketegangan perdagangan Amerika Serikat (AS)-China yang membebani pasar.
Indeks ini kehilangan 12,1% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 20.014,77 dalam perdagangan yang fluktuatif, sementara indeks Topix turun 17,8% pada 2018 menjadi 1.494,09.
Pada Jumat saja, Nikkei kehilangan 0,31% dan Topix turun 0,50% karena investor melakukan aksi jual menjelang liburan Tahun Baru.
Pasar Tokyo menutup perdagangan sampai Jumat minggu depan.
![]() |
Kali terakhir Nikkei ditutup negatif terjadi di 2012 ketika gempa bumi besar dan tsunami menghantam negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia itu.
Namun, bursa saham berhasil bangkit menyusul penerapan strategi ekonomi Perdana Menteri Shinzo Abe yang dikenal dengan nama Abenomics, menurut beberapa analis.
"Nikkei, selama enam tahun terakhir mencetak kenaikan tahunan di bawah Abenomics tetapi itu tidak terjadi lagi," kata Makoto Sengoku, analis pasar di Tokai Tokyo Research Center, merujuk pada kebijakan pro-belanja Abe.
"Ini karena ayunan besar yang disebabkan oleh pemerintahan Trump dibandingkan masalah dalam negeri," katanya, AFP melaporkan. Ia juga mencatat bahwa perseteruan perdagangan antara Presiden AS Donald Trump dengan China sangat membebani pasar.
Jepang "tidak mungkin tidak terpengaruh ketika dua ekonomi terbesar dunia itu bertempur," katanya.
![]() |
Naoki Fujiwara dari Shinkin Asset Management mengatakan pasar masih diperkirakan akan memulihkan kerugiannya itu "begitu perang perdagangan AS-Cina dan Brexit dapat diselesaikan."
Aktivitas perusahaan Jepang tetap solid setidaknya untuk saat ini, yang dapat mengundang pembelian saham kembali tahun depan, tambahnya.
Data pemerintah baru yang dirilis Jumat mengonfirmasi pasar kerja Jepang tetap ketat, dengan pengangguran tetap rendah di 2,5% untuk November.
Produksi pabrik pada November turun 1,1% dari bulan sebelumnya, tetapi penurunan telah secara luas diharapkan setelah kenaikan produksi Oktober.
Dalam perdagangan saham Tokyo hari Jumat, Sony turun 1,07%, Toyota turun 0,14%, Uniqlo Fast Retailing turun 0,44%, tetapi SoftBank Group naik 0,34%.
(prm) Next Article Damai Dagang Masih Jauh, Bursa Jepang Terkoreksi
Most Popular