Dibilang BEI Transaksi Tak Wajar, Saham Sat Nusa Naik Lagi

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
28 December 2018 10:58
Padahal Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah memberikan peringatan kepada investor bahwa kenaikan harga saham perseroan dinilai tak wajar.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan harga saham PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN) seolah tak tertahankan. Padahal PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah memberikan peringatan kepada investor bahwa kenaikan harga saham perseroan dinilai tak wajar.

Hingga pukul 10.34 WIB harga saham PTSN tercatat naik 9,09% ke level Rp 1.980/saham. Volume perdagangan juga relatif banyak, yaitu 10,36 juta saham senilai Rp 21,11 miliar.

Pada 21 Desember 2018, BEI sudah mengeluarkan surat peringatan kenaikan harga dan aktivitas perdagangan saham PTSN di luar kebiasaan (unsual market activity/UMA). BEI meminta investor untuk memperhatikan semua informasi yang disampaikan perseroan dan mempertimbangkannya untuk mengambil keputusan berinvestasi pada saham ini.
Harga saham PTSN naik secara year to date sudah naik 964,17% dan dalam sepekan tercatat naik 79,28%.

Beberapa waktu lalu, Sat Nusa dalam keterbukaan informasi menyampaikan, menyampaikan sudah mendapat kontrak dari Pegatron Corporation, yang merupakan perusaan perakit produk-produk Apple. Inilah yang kemudian terus memicu harga saham perseroan melesat hingga hari ini.

Perang dagang antara China dengan Amerika Serikat (AS) membuat produk Apple yang dibuat di China dikenakan tarif tambahan jika di jual di AS. "Ini membuat perusahaan (Pegatron) hengkang dari China dan masuk ke Indonesia," kata Direktur Utama Sat Nusapersada Abidin Fan, dalam keterbukaan informasi yang disampaiakan, Senin (3/12/2018).

Bentuk kerja sama yang akan dilakukan kedua belah pihak, yaitu Satnusa akan merakit berbagai produk elektronik yang akan diekspor ke AS.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan nilai investasi yang di bawa Pegatron mencapai US$ 1 miliar atau setara Rp 14,5 triliun. "Pegatron di Batam, investasinya tahap pertama sekitar US$ 1 miliar, mulainya tunggu saja sampai masukkan ke BKPM [Badan Koordinasi Penanaman Modal]," ujar Airlangga.

Nikkei Asian Review memberitakan bahwa perusahaan perakit ponsel pintar (smartphone) iPhone, Pegatron, telah memilih Indonesia sebagai negara tujuan diversifikasi pertama manufakturnya keluar dari China di tengah ketegangan perdagangan antara Washington dan Beijing.

Pabrikan elektronik yang berbasis di Taiwan itu sedang mempersiapkan mengalihkan produksi produk non-iPhone yang terkena tarif impor AS ke sebuah pabrik yang disewa di Batam dalam enam bulan ke depan.
(hps/miq) Next Article Harga Turun Tajam, BEI Pantau Ketat Pergerakan Saham KSIX

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular